Hitstat

03 December 2008

Lukas Volume 3 - Minggu 2 Kamis

Di Manakah Kepercayaanmu?
Lukas 8:24-25a
Lalu... murid-murid-Nya membangunkan Dia, “Guru, Guru, kita binasa!” Ia pun bangun, membentak angin dan air... Angin dan air itu pun reda dan danau itu menjadi teduh. Lalu kata-Nya kepada mereka, “Di manakah kepercayaanmu?”

Ayat Bacaan: Luk. 8:22-25

Firman Tuhan bukanlah perkataan yang kosong, tetapi perkataan yang penuh dengan kuasa dan kekuatan. Hal ini terbukti ketika Tuhan menghardik taufan dan gelombang dengan firman-Nya. Dalam Lukas 8:22 Tuhan berkata kepada murid-murid-Nya “Marilah kita bertolak ke seberang danau.” Lalu mereka berangkat menurut firman-Nya. Namun ketika mereka sedang berlayar, Yesus tertidur. Sekonyong-konyong turunlah taufan ke danau, sehingga air itu bergejolak dan masuk ke dalam perahu.
Menyadari bahwa mereka sedang berada dalam bahaya, murid-murid Tuhan ketakutan dan bergegas membangunkan Dia, “Guru, Guru, kita binasa!” Lalu Yesus pun bangun dan menghardik angin dan air yang mengamuk itu. Segera angin dan air itu pun reda dan danau itu menjadi teduh kembali (Luk. 8:24). Lihatlah betapa berkuasanya firman Tuhan! Roh-roh jahat di udara dan roh-roh najis di dalam air takluk kepada firman-Nya yang penuh kuasa.
Setelah meredakan taufan dan air yang mengamuk itu, Tuhan menegur murid-murid dengan bertanya kepada mereka, “Di manakah kepercayaanmu?” Sebelumnya Tuhan telah memberikan firman kepada murid-murid-Nya “Marilah kita bertolak ke seberang danau” (Luk. 8:22). Karena Tuhan telah mengucapkan firman ini, Dia pasti akan menggenapinya. Murid-murid seharusnya berpegang kepada firman Tuhan, bukannya terpengaruh oleh situasi yang bergejolak di luar, apalagi mereka memiliki penyertaan Tuhan pada waktu itu. Walaupun firman Tuhan berkuasa dan penuh kekuatan, namun untuk mengalaminya, kita perlu berpegang teguh pada firman-Nya dengan penuh iman.
Dalam perjalanan kita mengikuti Tuhan, cepat atau lambat badai (masalah) pasti akan datang. Namun jika kita memiliki firman Tuhan, kita memiliki dasar untuk iman kita. Bila kita menyadari bahwa Tuhan dapat dipercayai, maka batin kita akan penuh dengan damai sejahtera walau keadaan sekeliling bergejolak. Dalam salah satu syair kidungnya, John H. Sammis menuliskan, “Tiada awan gelap, tiada bayang kelam, yang dapat menutup senyum-Nya; Tiada hati tawar, tiada air mata, bila ku taat dan percaya.” Kiranya inilah sikap yang kita miliki terhadap firman Tuhan dalam perjalanan kita mengikuti Dia.

No comments: