Hitstat

13 December 2008

Lukas Volume 3 - Minggu 4 Minggu

Syarat Mengikut Tuhan (1): Siap Menderita
Lukas 9:57
Ketika Yesus dan murid-murid-Nya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah jalan kepada Yesus: “Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi.”

Ayat Bacaan: Luk. 9:57-58; 2:7, 12; Mzm. 84:12

Karena melihat orang banyak tertarik kepada Tuhan Yesus, maka berkatalah seseorang kepada Tuhan, “Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi”. Tuhan tidak serta merta menyambut dia, melainkan berkata, “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya” (Luk. 9:58). Sepintas terkesan bahwa Tuhan di sini menolak atau setidaknya menyiramkan air dingin kepada orang yang mau mengikuti Dia, namun sebenarnya tidaklah demikian. Dengan mengatakan “Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya”, Tuhan ingin menegaskan bahwa siapa saja yang mau mengikut Dia harus siap menderita.
Meskipun banyak orang tertarik kepada-Nya, namun Tuhan harus berterus terang bahwa Dia tidak memiliki tempat untuk meletakkan kepala-Nya. Ini juga menunjukkan kepada kita bahwa untuk mengikut Tuhan, kita harus rela kehilangan kenyamanan hidup, bahkan mengalami banyak penderitaan. Kehidupan insani Tuhan adalah satu kehidupan penderitaan. Saat kelahiran-Nya, tidak ada tempat di dalam penginapan bagi-Nya untuk berbaring (Luk. 2:7) Dalam ministri-Nya yang menakjubkan, juga tidak ada tempat bagi-Nya untuk beristirahat. Penderitaan adalah satu tanda dari kehidupan insani Tuhan (Luk. 2:12). Karena itu, Tuhan tidak pernah menjanjikan kenyamanan, kemewahan, atau kemakmuran materi kepada pengikut-Nya, sebaliknya mengingatkan mereka agar bersiap-siap mengalami derita.
Walaupun Tuhan tidak bermaksud agar umat-Nya menderita (Mzm. 84:12), namun siapa saja yang ingin mengikut Dia harus memiliki tekad menderita, harus siap bila sewaktu-waktu mengalami penderitaan atau kekurangan. Bila tekad itu sudah ada, ketika ujian menimpa, kita siap, sebab kita sudah menyadari sebelumnya bahwa hal tersebut memang sepatutnya. Ada makanan atau tidak ada makanan, kita tetap ikut Tuhan. Ada pakaian atau tidak, nyaman atau tidak, sehat atau sakit, cerah atau hujan, panas atau dingin, sulit, sengsara, bahkan mati pun, sikap kita tetap melayani Dia. Tekad menderita yang demikian akan membuat Iblis tak berdaya mengalahkan kita.

No comments: