Hitstat

12 December 2008

Lukas Volume 3 - Minggu 3 Sabtu

Ajaran Tentang Kerendahan Hati
Lukas 9:48b
Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar.

Ayat Bacaan: Luk. 9:47-49; Mrk. 9:35; Yes. 14:12-15

Berambisi menjadi yang terbesar di antara saudara seiman merupakan salah satu penghalang bagi kita untuk menikmati Yobel. Hal ini juga dialami oleh murid-murid Tuhan (Luk. 9:46). Ketika mereka saling bersaing untuk menjadi yang terbesar, mereka pun mulai bertengkar. Akibatnya damai sejahtera hilang, tidak ada realitas Yobel. Kita harus sadar bahwa ambisi merupakan jebakan Iblis untuk merusak kesatuan di antara umat Allah sehingga menghalangi kita menikmati dan mengalami berkat tahun Yobel.
Dari manakah asalnya ambisi? Pertama-tama, kita harus jelas bahwa jatuhnya penghulu malaikat Allah (Lucifer) adalah karena ambisi (Yes. 14:12-14). Dia ingin naik ke langit, ingin mendirikan takhtanya mengatasi bintang-bintang Allah, ingin duduk di atas bukit pertemuan, ingin naik mengatasi ketinggian awan-awan, bahkan ingin menyamai Yang Mahatinggi! Ambisi ini akhirnya mendatangkan kehancuran baginya, karena sejak saat itu ia dibuang oleh Allah dari surga ke dalam dunia orang mati bahkan ke tempat yang paling dalam di liang kubur (Yes. 14:15). Sungguh mengerikan!
Karena di dalam kita ada benih dosa, maka kita pun memiliki sesuatu yang namanya ambisi. Namun, kita tidak boleh membiarkan ambisi ini merusak kenikmatan kita atas Yobel. Itulah sebabnya Tuhan menghendaki kita memikul salib kita setiap hari dan menyangkal hayat jiwa kita, agar ambisi kita disalibkan dan diakhiri. Kalau kita mau menikmati Yobel, kita harus seperti anak kecil yang polos dan murni, tanpa ambisi sedikit pun (Luk. 9:48a).
Untuk mengajarkan kerendahan hati kepada murid-murid-Nya yang baru saja bertengkar untuk menjadi yang terbesar, Tuhan berkata, “Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar” (Luk. 9:48b). Kalau kita mau menjadi yang terbesar di dalam zaman kerajaan yang akan datang, maka pada zaman ini kita harus rela menjadi yang terkecil, bahkan menjadi pelayan dari semuanya (Mrk. 9:35). Karena itu, daripada sibuk mempersoalkan siapa yang terbesar, bukankah lebih baik kita merendahkan diri dan melayani kaum imani? Jangan mengulangi kesalahan Lucifer. Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, tetapi barangsiapa yang merendahkan diri akan ditinggikan.

No comments: