Hitstat

04 September 2010

Roma Volume 1 - Minggu 1 Minggu

Bertolak dari Iman dan Memimpin kepada Iman
Roma 1:17
Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: “Orang benar akan beroleh hidup dan hidup oleh iman.” (Tl.)

Ayat Bacaan: Rm. 1:17; Gal. 2:20; Ibr. 10:38

Kebenaran Allah dalam ayat ini mengacu kepada keadilbenaran Allah. Keadilbenaran Allah adalah aspek yang sangat penting dari kebenaran Injil dan merupakan dasar kita untuk diselamatkan. Sebab di dalamnya dinyatakan pembenaran oleh Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: “Orang benar akan hidup oleh iman” (Rm. 1:17). Ini berarti selama kita memiliki iman, kita memiliki keadil-benaran Allah. Syarat dari keselamatan adalah iman, selain iman, tidak ada syarat yang lain karena semua persyaratan telah dipenuhi oleh kematian Anak-Nya. Kita hanya perlu menerimanya demi iman.
Iman adalah diri Kristus sendiri. Galatia 2:20 mengatakan bahwa kita hidup oleh iman dalam Anak Allah. Asal kita memiliki iman, maka keadilbenaran Allah akan dinyatakan dari iman dan memimpin kepada iman. Sekalipun kita berusaha membuang iman kita, kita tidak akan sanggup melakukannya, sebab iman itu telah masuk ke dalam kita. Jangan mengatakan bahwa kita tidak memiliki iman. Asalkan kita berseru, “O, Tuhan Yesus, aku mengasihi Engkau. O, Tuhan Yesus, Engkau sungguh baik”, maka kita segera beroleh iman. Kita percaya kepada Yesus Kristus berdasarkan iman-Nya; bertolak dari iman ini dan memimpin kepada iman ini.
Prinsip kehidupan orang Kristen adalah hidup oleh iman. Allah mau supaya kita mendapatkan keadilbenaran-Nya di dalam iman, bukan dalam perasaan. Ibrani 10:38 berkata, “Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya”. Jika kita hidup oleh iman, sikap kita haruslah: “Sepenuh hati menuntut perkenan Allah, mutlak tidak mengundurkan diri.” Dalam hal membaca Alkitab, meski adakalanya terasa tidak ada selera, tetap tidak mundur. Dalam hal berdoa, meski terkadang tidak ada hasilnya, tetap tidak mundur. Dalam hal bersaksi, meski terasa tidak ada kekuatan, tetap tidak mundur. Terkadang terasa berada dalam gua, tidak ada terang, tetap tidak mundur! Tak peduli bagaimana perasaan luaran kita, kita tetap tidak mau mundur! Ingatlah, orang benar akan hidup oleh iman, bukan oleh perasaan.

Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan. (Ibr. 12:2a)

No comments: