Hitstat

26 September 2010

Roma Volume 2 - Minggu 1 Senin

Berjalan Dalam Damai Serta Berdiri Dalam Kasih Karunia
Roma 5:1-2
Kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah melalui Tuhan kita, Yesus Kristus. Melalui Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman ke dalam anugerah ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri ...

Ayat Bacaan: Rm. 3:28; 5:1-2; Luk. 7:50

Alkitab dengan tegas memberi tahu kita, pembenaran manusia di hadapan Allah, bukan karena perbuatan, melainkan karena iman (Rm. 3:28). Kata “iman” di sini berarti percaya kepada Tuhan Yesus dan apa yang telah Dia lakukan untuk kita. Dia telah mati dan berdarah untuk kita, telah menggenapkan penebusan, memuaskan tuntutan kebenaran Allah, supaya Allah dapat menurut kebenaran-Nya membenarkan kita. Dia juga telah bangkit dari kematian supaya kita bisa diperkenan di hadapan Allah.
Melalui kita percaya ke dalam Kristus, maka kita memperoleh pembenaran. Tidak saja demikian, Roma 5:2 mengatakan, “melalui Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman ke dalam kasih karunia.” Kasih karunia ini adalah ruang lingkup tempat kita berdiri. Karena itu, kita harus tinggal di mana kasih karunia itu berada. Jangan bertanya, kita harus berada di mana? Kita wajib berdiri di dalam kasih karunia. Bila kita merasa bahwa kita telah keluar dari ruang lingkup kasih karunia, segeralah balik ke dalamnya. Kalau kita hampir bercekcok dengan orang lain, dan merasa diri kita telah keluar dari ruang lingkup kasih karunia, hentikan apa yang sedang kita lakukan, kembalilah ke dalam ruang lingkup kasih karunia, dan berdirilah di situ. Kita harus berdoa, “Ya Tuhan, ampunilah aku. Bersihkan aku dengan darah adi-Mu. Bawalah aku kembali ke ruang lingkup kasih karunia.” Jika kita berbuat demikian, saat itu juga kita dikembalikan kepada kasih karunia.
Karena kita telah dibenarkan oleh iman dan berdiri di dalam ruang lingkup kasih karunia, maka kita mempunyai damai sejahtera terhadap Allah melalui Tuhan Yesus Kristus (Rm. 5:1 TL.). Paulus tidak mengatakan, kita berdamai “dengan” Allah, melainkan berdamai “terhadap” Allah. Ini berarti bahwa kita masih berada di jalan yang mengarah kepada Allah. Pembenaran demi iman merupakan pintu masuk, dan memberikan jalan masuk kepada kita ke suatu lapangan luas yang penuh kenikmatan. Begitu kita melewati gerbang pembenaran, kita perlu menempuh jalan damai sejahtera. Kasih karunia adalah untuk tumpuan kita, dan damai sejahtera adalah untuk jalan kita. Berdirilah dalam kasih karunia dan berjalanlah dalam damai sejahtera.

Di dalam Dia kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah dengan penuh kepercayaan oleh iman kita kepada-Nya (Ef. 3:12)

No comments: