Hitstat

18 September 2010

Roma Volume 1 - Minggu 3 Minggu

Allah Membenarkan Semua Orang melalui Iman
Roma 3:30
Jika Allah memang satu, Dia akan membenarkan baik orang-orang bersunat melalui iman, maupun orang-orang tak bersunat melalui iman.

Ayat Bacaan: Rm. 5:1, 3:28, 30; Gal. 3:7-9, 24, 2:16

Alkitab dengan tegas memberi tahu kita, pembenaran manusia di hadapan Allah, bukan karena perbuatan, melainkan karena iman. Karena perbuatan adalah bersandar pada apa yang kita lakukan; sedangkan iman adalah bersandar pada apa yang Kristus lakukan untuk kita. Iman adalah percaya kepada Tuhan dan apa yang telah Dia lakukan untuk kita. Meskipun Dia telah mati dan berdarah untuk kita, menggenapkan penebusan dan bangkit dari kematian supaya kita bisa diperkenan di hadapan Allah, tetapi jika kita tidak percaya, apa yang telah Dia lakukan tetap tidak ada hubungannya dengan kita. Kita harus percaya, harus dengan iman bersatu dengan Dia, harus percaya ke dalam-Nya, harus demi iman menerima Dia dan apa yang telah Dia lakukan untuk kita. Demikianlah kita dapat berbagian dalam Dia dan penebusan-Nya, barulah kita dapat berada di dalam Dia, karena penebusan-Nya mendapat pembenaran dari Allah.
Contohnya Abraham, mula-mula dia terpanggil, kemudian dia menjadi orang yang beriman. Dia telah meninggalkan segalanya dan tidak ada jalan lain kecuali bersandar kepada Allah. Dia bersandar kepada Allah karena tidak mengetahui ke mana ia akan pergi. Allah hanya menyuruhnya meninggalkan negeri, sanak saudara, dan rumah bapanya. Dia tidak mengatakan kepada Abraham ke mana ia harus pergi. Ini memaksanya bersandar kepada Allah. Jika kita pelajari sejarah hidup Abraham, kita akan tahu bahwa hidupnya adalah hidup yang bersandar iman. Banyak orang mempunyai kesan yang tidak benar, mengira percaya kepada Tuhan Yesus hanyalah berkata, “Ya Tuhan Yesus, aku percaya kepada-Mu. Aku menerima Engkau sebagai Juruselamatku.” Ini memang benar, tetapi maksud sebenarnya jauh lebih dalam. Maksudnya ialah kita harus mengakhiri diri kita sendiri, mengakui bahwa kita bukan apa-apa, tidak memiliki apa-apa, dan tidak bisa berbuat apa-apa. Tiap langkah dan tiap saat, kita wajib bersandar kepada-Nya. Saya percaya kepada-Nya dan saya percaya akan segala sesuatu yang telah Ia rampungkan bagiku. Saya percaya kepada apa yang dapat Ia lakukan bagi saya dan percaya kepada apa yang akan Ia lakukan bagi saya. Saya bersandar sepenuhnya kepada-Nya.

Tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: “Orang yang benar akan hidup oleh iman. (Gal. 3:11b)

No comments: