Hitstat

13 September 2010

Roma Volume 1 - Minggu 3 Selasa

Kebenaran Allah karena Iman dalam Kristus
Rm. 3:22
Yaitu kebenaran Allah melalui iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan.

Ayat Bacaan: Rm. 3:21-31; Ibr. 12:2

Ungkapan “iman dalam Yesus Kristus” dalam Roma 3:22 mengandung arti percaya kepada Yesus Kristus berdasarkan iman-Nya, bukan iman kita, karena kita sendiri tidak mempunyai iman. Yesuslah Pemimpin dan Penyempurna iman kita (Ibr. 12:2). Iman bukanlah penemuan kita dan kita sendiri tidak bisa melahirkan iman, karenanya iman sekali-kali tidak bisa dimulai dari diri kita. Kristus adalah iman kita. Kita percaya kepada Yesus Kristus berdasarkan iman-Nya; bertolak dari iman ini dan memimpin kepada iman ini. Demikianlah kebenaran Allah melalui iman dalam Yesus Kristus diwahyukan kepada semua orang yang percaya.
Banyak anak-anak Allah yang mengeluh dengan sedih, karena mereka tidak mempunyai iman yang besar. Jangankan iman yang besar, bahkan iman yang kecil saja tidak dimiliki! Kita semua sering bertanya kepada diri sendiri, “Adakah aku mempunyai iman?” “Bisakah aku percaya kepada Allah dalam persoalan ini?” “Cukupkah imanku?” Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu selalu “Tidak” dan “Aku tidak dapat”! Betapa menyedihkan! Kita sangat ingin bisa memiliki iman yang lebih besar, sehingga kita bisa percaya dan bersandar kepadaNya, tetapi faktanya adalah kita sering mengakui, bahwa kita tidak mempunyai iman. Kita sering berharap dengan berkata, “Jika aku bisa memiliki iman yang lebih besar, segalanya akan baik” atau “Jika imanku seperti iman saudara yang lain itu, maka segalanya akan berjalan dengan baik.” Tetapi mengapa iman kita masih kurang? Permasalahan dari semuanya ini adalah karena kita selalu mengharapkan memiliki iman yang lebih besar di dalam diri kita sendiri, padahal kita bukanlah sumber iman. Karena kita selalu memperhatikan diri kita sendiri, maka semakin kita menyelidiki, kita semakin tidak bisa menemukan iman kita. Jalan agar memperoleh iman adalah kita bertanya kepada Allah. Apakah janji Allah mengenai persoalan ini? Pernahkah kasihNya terhadap Anda berubah? Akankah Ia mengingkari janjiNya? Sanggupkah Ia melaksanakan janjiNya? Dapatkah la dipercaya? Dapatkah Ia disandari? Bila kita memandang diri Allah, maka iman akan timbul dengan spontan dan kita akan makin memiliki iman. Dialah sumber iman kita.

Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus, kepada mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh iman oleh karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus (2 Ptr. 1:1)

No comments: