Hitstat

06 September 2010

Roma Volume 1 - Minggu 2 Selasa

Tidak Memuliakan Dan Bersyukur Kepada-Nya
Roma 1:21
Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap.

Ayat Bacaan: Rm. 11:36; 1 Ptr. 4:11; 1 Tes. 5:18; Kol. 1:11

Meskipun manusia tahu ada Allah, namun mereka mencobai Allah de-ngan sengaja memutuskan tidak mau mengenal Dia, dan tidak mau menyembah Dia. Apakah yang disebut menyembah? Menyembah adalah memuliakan Allah, tunduk kepada Allah dan berkata, ”Demikianlah jalan Allah bekerja di atas diriku, saat ini aku memuliakan Allah.” Saudara saudari, hanya orang yang tunduk kepada Allah, baru bisa benar-benar memuliakan Allah. Jika kita sombong, kita tidak bisa memberikan kemuliaan kepada Allah. Orang yang sombong akan selalu berkata, ”Inilah aku! Untung aku berbuat demikian, untung aku berkata demikian.” Orang yang sombong selalu mencuri kemuliaan Allah untuk dirinya sendiri dan tidak bisa memuliakan Allah.
Pembatasan atas kejahatan dan dosa adalah ketika kita memuliakan Allah melalui ucapan-ucapan syukur kita. Sepanjang usia pelayanan kita, kita perlu terus menerus memuliakan dan menyembah Dia, “Ya Allah, aku bersyukur kepada-Mu, aku memuji-Mu, inilah pekerjaan-Mu” (1 Ptr. 4:11). Bahkan pada saat tertindas oleh sifat buruk kita, jika kita terus menerus memuji dan bersyukur kepada-Nya, niscaya kita akan terlepas dari sifat buruk itu (1 Tes. 5:18). Ketika hendak marah, kita dapat berkata, “Aku mau melayani Tuhan, aku tidak punya waktu untuk marah. Oh, Tuhan, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau melayakkan aku melayani-Mu.” Jika kita mempraktekkan ini, kita akan terlepas dari ego dan sifat-sifat buruk kita.
Grace, 8 tahun, anak sulung perempuan Hudson Taylor yang paling ia sayangi, yang sangat elok dan pandai, meninggal di atas sebuah gunung, di Hangchow, karena penyakit Hydrocephalus (otak berair). Pada tanggal 15 Agustus 1867, ketika penyakit Grace sedang gawat-gawatnya, Hudson Taylor menulis surat kepada Saudara Park, “Saudaraku yang kekasih, saat ini aku duduk di tepi tempat tidur Grace kecil yang sangat kukasihi, yang akan meninggal dunia, dan aku menulis beberapa perkataan kepadamu. Menurut daging, sungguh hati kami tidak tahan menghadapi pukulan ini, tetapi Allah adalah kekuatan di dalam hatiku” (Kol. 1:11). Ia menerima keadaan itu, sujud menyembah di hadapan Allah dan memuliakan Allah.

Ucapkanlah syukur dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. (1 Tes. 5:18)

No comments: