Hitstat

08 July 2011

1 Korintus - Minggu 17 Jumat

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 7:6, 10, 12


Satu Korintus 7 merupakan pasal yang rahasia dan dalam. Dalam pasal ini Paulus tidak pernah mengucapkan perkataan, "Demikianlah firman Tuhan." Alasan Paulus tidak menggunakan ungkapan demikian adalah pengajaran para rasul dalam Perjanjian Baru mutlak berdasar pada prinsip inkarnasi. Menurut prinsip ini, Allah berbicara dalam perkataan manusia. Ketika Tuhan Yesus berbicara, sukar dibedakan siapa yang berbicara. Sudah pasti, manusialah yang berbicara. Namun, manusia ini tidak mengatakan, "Akulah nabi dari Nazaret. Kemarin malam, firman Allah datang kepadaku, dan sekarang aku ingin mengatakan firman ini kepada kalian. Demikianlah firman Tuhan." Ketika Tuhan Yesus berbicara kepada orang-orang Farisi, tampaknya Ia adalah orang awam dari Nazaret. Tidak ada tanda-tanda bahwa Ia berbeda, dan orang-orang Farisi menganggap-Nya sebagai orang yang tidak terpelajar. Tetapi Tuhan Yesus adalah Allah yang berinkarnasi. Pada-Nya terdapat realitas inkarnasi. Jadi, sementara Ia berbicara, Allah juga berbicara. Sebenarnya, perkataan-Nya adalah perkataan Allah. Allah berbicara bersama-Nya. Ini berarti di dalam Tuhan Yesus, Allah dan manusia bersama-sama berbicara. Inilah prinsip inkarnasi.

Ayat 10 mengatakan, "Kepada orang-orang yang telah kawin aku -- tidak, bukan aku, tetapi Tuhan -- perintahkan, supaya seorang istri jangan bercerai dari suaminya." Prinsip Perjanjian Lama tentang berbicara bagi Tuhan (bernubuat) adalah, "Demikianlah firman Tuhan" (Yes. 10:24; 50:1; Yer. 2:2; Yeh. 2:4). Tetapi prinsip Perjanjian Baru tentang inkarnasi adalah "Aku (pembicara) mengatakan." Orang yang berbicara bersatu dengan Tuhan. Karena itu, Paulus juga berkata, "Bukan aku, tetapi Tuhan." Kata Yunani untuk "perintahkan" dapat diterjemahkan instruksikan atau komandokan.

Perkataan "Aku -- tidak, bukan aku, tetapi Tuhan -- perintahkan," menunjukkan dua hal: (1) rasul bersatu dengan Tuhan; maka, dia memerintahkan apa yang Tuhan perintahkan; (2) perintahnya adalah perintah Tuhan. Tuhan telah berfirman dalam Matius 5:31-32 dan 19:3-9 tentang apa yang diperintahkan rasul di sini. Perceraian sama sekali tidak diizinkan oleh Tuhan.

Prinsip dalam 7:10 sama dengan dalam Galatia 2:20, di mana Paulus mengatakan, "Bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku." Dalam kedua ayat itu kita melihat prinsip inkarnasi; dua orang hidup seperti satu orang. Dalam 7:10 kita melihat dua orang, Tuhan dan Paulus, berbicara seperti satu orang. Inilah sebabnya Paulus mengatakan, "Aku -- tidak, bukan aku, tetapi Tuhan -- perintahkan." Mengapa Paulus tidak mengatakan dalam ayat ini, "Kepada orang-orang yang telah menikah, Tuhan perintahkan"? Mengapa ia mengatakan bahwa ia memerintahkan; sebenarnya bukan dia, tetapi Tuhan? Jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan ini adalah Paulus menyadari bahwa ia bersatu dengan Tuhan dan apa yang ia bicarakan adalah perkataan Tuhan. Bahkan ketika ia tidak menyatakan mempunyai perkataan dari Tuhan, karena ia bersatu dengan Tuhan, apa pun yang ia katakan adalah perkataan Tuhan.

Di sini kita melihat seorang yang bersatu dengan Tuhan. Karena ia bersatu dengan Tuhan, ia mengetahui hati, pikiran, dan kesenangan Tuhan. Karena alasan ini, ia mempunyai keberanian untuk mengutarakan sesuatu yang tidak Tuhan katakan.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 2, Berita 43

No comments: