Hitstat

30 July 2011

1 Korintus - Minggu 20 Sabtu

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 10:29-11:1


Saya ingin mengatakan sekali lagi bahwa 6:12 dan 10:23 dan 31 memberi kita empat prinsip dasar yang mengatur perilaku orang beriman Perjanjian Baru. Segala sesuatu diperbolehkan, tetapi apa pun yang kita lakukan, (1) terhadap perkara itu sendiri, harus berguna, (2) terhadap diri sendiri, tidak diperhamba oleh apa pun, (3) terhadap orang lain, harus membangun mereka; dan (4) terhadap Allah, harus memuliakan Dia. Kalau tidak, tidak ada yang boleh dilakukan atau diterima. Jika satu perkara tidak lulus ujian dari empat prinsip ini, maka kita tidak seharusnya melakukannya.

Ayat 32 mengatakan, "Janganlah kamu menjadi batu sandungan, baik terhadap orang Yahudi atau orang Yunani, maupun Jemaat Allah" (Tl.). Dalam zaman Perjanjian Baru, orang-orang terbagi atas tiga kategori: orang Yahudi--umat pilihan Allah; orang Yunani--orang kafir yang tidak percaya; gereja--susunan kaum beriman dalam Kristus. Kita tidak seharusnya menjadi penghalang, batu sandungan bagi siapa pun dalam ketiga kategori ini, supaya mereka dapat diselamatkan (ayat 33).

Beberapa orang yang salah menerapkan ayat 33 mengatakan bahwa untuk membawa orang kepada Tuhan, kita harus turun ke level mereka. Itu berarti kita harus kembali ke dunia untuk membawa orang kepada Kristus. Namun, sejarah telah membuktikan bahwa berbuat begitu tidak manjur. Sebaliknya, orang-orang yang menerapkan perkataan Paulus dengan cara itu akan lebih condong kembali ke dunia daripada membawa orang lain kepada Kristus. Dalam memberitakan Injil, kita tidak boleh merendahkan standar kita. Bukannya turun dari gunung, kita malah harus tetap tinggal di atas gunung dan memanggil orang lain untuk naik ke tempat kita berada. Kita harus sangat berhati-hati, jangan sampai menyalahgunakan ayat ini dan membentuknya menjadi satu prinsip yang bertentangan dengan maksud Paulus.

Dalam 11:1, satu ayat yang sebenarnya adalah kesimpulan pasal 10, Paulus berkata, "Ikutilah teladanku, sama seperti aku juga mengikuti teladan Kristus." Karena Paulus adalah seorang pengikut Kristus, maka adalah benar bagi kaum beriman Korintus dan semua orang lainnya, untuk mengikutinya. Jika seseorang adalah peniru Kristus, kita seharusnya menjadi penirunya. Ini membuat kita juga menjadi peniru Kristus. Kalau tidak, kita tidak seharusnya menjadi peniru siapa pun. Sebenarnya dalam mengikuti seseorang yang adalah peniru Kristus, kita tidak mengikuti orang itu, melainkan mengikuti Kristus.

Saya tidak berbeban untuk membicarakan tentang empat prinsip dasar yang mengatur perilaku orang beriman Perjanjian Baru. Bertahun-tahun yang lalu, saya telah menyampaikan berita-berita tentang setiap prinsip ini. Hari ini beban saya adalah agar umat Tuhan dibawa kembali kepada visi inti tentang Kristus dan gereja. Jadi, kita perlu menerapkan ayat-ayat ini dan prinsip-prinsip ini ke atas gereja. Saya tidak akan senang melihat orang-orang kudus menerapkannya sebagai amsal saja bagi keinsaniannya secara umum. Dalam melihat prinsip-prinsip ini dan bagian dari 1 Korintus ini, kita perlu difokuskan pada visi inti tentang Kristus dan gereja. Kita semua perlu menaruh perhatian pada visi ini dan lebih banyak berdoa mengenainya.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 51

No comments: