Hitstat

13 July 2011

1 Korintus - Minggu 18 Rabu

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 8:13; 9:1-3


Dalam pasal 8 Paulus menanggulangi problem makan persembahan berhala. Problem ini tampaknya mempunyai jawaban ya atau tidak. Namun, dalam pasal 8 Paulus tidak menjawab ya atau tidak. Cara ia menangani pertanyaan ini memperlihatkan bahwa ia bukanlah orang yang hidup menurut pohon pengetahuan baik dan jahat, tetapi orang yang hidup menurut pohon hayat. Pada pohon hayat yang penting bukan ya atau tidak; melainkan sepenuhnya perkara hayat, hayat Allah, yang ilahi, hayat kekal yang diekspresikan melalui kasih yang membangun. Hayat ini selalu membawa kita kepada Allah.

Paulus bersatu dengan Allah dan dijenuhi dengan-Nya sehingga seluruh dirinya ada di dalam Allah. Karena itu, ia menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan orang-orang Korintus bukan dengan ya atau tidak, tetapi menurut hakikinya dan menurut pelaksanaannya. Pelaksanaannya adalah menempuh hidup yang mutlak bersatu dengan Allah. Kita semua perlu melihat visi ini dan melaksanakannya, bahkan seperti yang Paulus lakukan.

Pasal 9 merupakan sisipan dalam bagian tentang makan makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala. Dalam sisipan ini rasul menempatkan dirinya sendiri di hadapan kaum beriman Korintus sebagai suatu teladan, supaya mereka tidak menyandung orang lain, sebaliknya membangun orang lain dengan mempraktekkan prinsip kasih yang penuh tenggang rasa yang dinyatakan dalam 8:13.

Dalam pasal 9 Paulus membicarakan mengenai dirinya sendiri secara langsung. Fakta bahwa ia berbicara mengenai kerasulannya menunjukkan bahwa kaum beriman Korintus juga mempunyai problem yang berhubungan dengan kerasulan Paulus. Beberapa orang dari mereka mungkin ragu-ragu apakah Paulus benar-benar seorang rasul. Mereka mungkin telah mendiskusikan perkara ini dan mempertanyakan kerasulan Paulus. Paulus pasti telah tahu keraguan mereka. Sekarang dalam pasal 9 ia berbicara mengenai hal ini secara keras, langsung, dan terus terang. Empat buah pertanyaan yang ia ajukan dalam ayat 1 mengilustrasikan keterusterangan Paulus. Roh Paulus di sini sangat bersih. Ia sama sekali tidak berpolitik. Berpolitik adalah tidak murni. Tatkala kita mencoba berbicara secara halus, sebenarnya kita mungkin berpolitik. Pertanyaan Paulus dalam ayat 1 pasti tidak halus. Maukah Anda menulis surat yang di dalamnya Anda mengajukan pertanyaan sedemikian? Di sini Paulus tidaklah halus atau berpolitik, tetapi ia murni, asli, dan jujur. Namun kita, mungkin halus atau berpolitik, karena kita tidak murni dalam motivasi atau hasrat kita.

Paulus juga berterus terang dan langsung dalam ayat 2. Di sini ia memberi tahu orang kudus bahwa jika ia bukan rasul bagi orang lain, ia pasti rasul bagi mereka. Ia telah melahirkan mereka di dalam Tuhan, dan mereka adalah meterai kerasulannya dalam Tuhan. Di sini Paulus tampaknya mengatakan, "Untuk orang lain aku mungkin bukanlah bapa yang melahirkan, tetapi tentu saja aku adalah bapa yang sedemikian bagi kalian. Aku telah melahirkan kalian melalui Injil, dan keberadaan kalian adalah meterai kerasulanku. Aku memiliki kerasulan, dan kalianlah meterainya."


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 2, Berita 45

No comments: