Hitstat

15 July 2011

1 Korintus - Minggu 18 Jumat

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 9:16-23


Murni atau tidaknya kita tergantung pada motivasi kita. Motivasi kita mungkin berhubungan dengan keuntungan pribadi kita, berhubungan dengan suatu hal yang mungkin bisa membawa faedah bagi kita. Problem di dalam gereja-gereja sering berhubungan dengan mencari sedikit keuntungan pribadi. Jika salah satu aspek khusus dari kehidupan gereja merupakan keuntungan bagi Anda, Anda bisa gembira dan sangat mengasihi gereja. Namun, bila tidak ada keuntungan pribadi bagi Anda dalam gereja, Anda mungkin tidak gembira dan menyalahkan gereja. Ketika kita tidak menerima apa yang kita harapkan, kita mungkin tidak senang terhadap gereja, para penatua, atau orang kudus. Ini menunjukkan bahwa kita tidak murni, bahwa motivasi kita adalah untuk keuntungan pribadi kita.

Kita semua mengasihi Tuhan dan pemulihan. Bahkan kita mungkin berdiri dalam sidang dan menyatakan bahwa kita mempersembahkan diri kita bagi Kristus dan gereja. Kita mungkin berkata bahwa Kristus itu menakjubkan dan gereja itu istimewa. Tetapi jika motivasi kita tidak murni, kita mungkin mulai memiliki problem dengan gereja setelah pernyataan dan konsekrasi tersebut. Mengenai motivasi kita, kita perlu disalibkan dengan Kristus. Salib perlu menjamah motivasi kita.

Paulus murni karena dia mengetahui melalui pengalaman, apa maksudnya disalibkan dengan Kristus dan menjadi satu roh dengan Tuhan. Dia menempuh kehidupan tersalib, dan dia mempraktekkan menjadi satu roh dengan Tuhan. Karena itu, dia tidak memiliki motivasi yang berhubungan dengan keuntungan pribadi. Motivasinya seluruhnya di dalam Kristus dan untuk Kristus. Ini merupakan alasan Paulus dapat menjadi begitu murni. Karena dia begitu murni, dia dapat berbicara dalam 9:1-15 dengan berani, terus terang, kuat, dan langsung. Seperti seorang ahli bedah yang telah dibersihkan dari semua bakteri, dia dapat mengoperasi orang Korintus. Jika Paulus tidak murni, ketidakmurniannya akan tertular ke dalam orang-orang Korintus. Tetapi karena dia murni, dia dapat melakukan operasi rohani pada kaum beriman di Korintus tanpa membuat mereka tercemar.

Seperti kasih, kesetiaan juga dapat membuat kita buta. Jika kita ingin sekali mengetahui sikap dan reaksi orang lain terhadap kita, mungkin kita tidak setia. Bukanlah suatu sikap yang setia memberitakan Injil hanya jika orang lain memberikan reaksi yang baik. Jika kita setia memberitakan Injil, kita tidak akan mempedulikan bagaimana reaksi orang atau cara mereka memperlakukan kita, karena kita memiliki beban, keperluan, untuk menggenapkan ministri kita. Kesetiaan ini membutakan orang yang setia terhadap reaksi orang lain.



Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 2, Berita 46

No comments: