Hitstat

21 April 2012

Galatia - Minggu 1 Sabtu

Pembacaan Alkitab: Gal. 1:6-12


Injil Paulus adalah Injil anugerah (1:6). Anugerah adalah Allah Tritunggal (Bapa, Putra, dan Roh) yang telah melalui proses, menjadi kenikmatan kita. Menurut 1:6, kita dipanggil dalam anugerah Kristus. Melalui Kristus kita menikmati Allah Tritunggal yang almuhit yang telah melalui proses itu. Injil anugerah ini berlawanan dengan hukum Musa. Yohanes 1:17 mengatakan, "Sebab hukum Taurat diberikan melalui Musa, tetapi anugerah dan kebenaran datang melalui Yesus Kristus." Dalam Yohanes 1:16 dikatakan kepada kita bahwa "Dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima anugerah demi anugerah." Menerima anugerah demi anugerah berarti menerima Allah Tritunggal yang telah melalui proses bagi kenikmatan kita secara berkesinambungan.

Dalam pasal 1:11 Paulus berkata, "Sebab aku menegaskan kepadamu, Saudara-saudaraku bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil yang berasal dari (menurut) manusia." Paulus menerima wahyu Injil yang menakjubkan langsung dari Tuhan sendiri. Karena itu, Injil yang ia beritakan bukanlah menurut manusia.

Dalam ayat 12 Paulus menyambung, "Karena aku tidak menerimanya dari manusia." Atas perkara Injil, Paulus bukan menerima sesuatu dari Petrus, Yohanes, atau Yakobus. Dalam ayat 12 Paulus juga berkata bahwa bukan manusia yang mengajarkan Injil kepadanya. Ia berulang-ulang menekankan satu fakta, yakni Injilnya bukan bersumber dari manusia. Ia bukan menerima Injil dari ajaran manusia.

Paulus menyimpulkan ayat 12 dengan perkataan, "Tetapi aku menerimanya melalui penyataan (wahyu) Yesus Kristus." Ini ditujukan kepada wahyu yang diberikan oleh Tuhan Yesus Kristus kepada rasul Paulus mengenai Injil. Kita tidak mengetahui dengan cara apa Injil itu diwahyukan kepada Paulus, boleh jadi Paulus menerima wahyu ini tatkala ia tinggal di Arab.

Tulisan-tulisan Paulus mempersaksikan fakta bahwa wahyu ini ia terima langsung dari Kristus. Dalam Surat-surat Kirimannya terdapat banyak ungkapan yang menakjubkan yang tidak dapat diucapkan manusia di luar wahyu ilahi. Para filsuf kuno, seperti Konghucu, memang telah menyusun beberapa karya tulis yang dianggap orang sangat penting, namun karya tulis yang terbaik itu tak se-banding dengan tulisan-tulisan rasul Paulus. Saya cukup mengenal karya tulis Konghucu, dan saya dapat bersaksi bahwa perbandingan antara tulisan-tulisannya dengan Surat Kiriman Paulus seperti tanah lempung dengan emas. Jika Paulus tidak menerima wahyu dari Kristus, mana mungkin ia dapat menulis sesuatu seperti yang telah ia lakukan? Hal ini mustahil. Tulisan-tulisannya membuktikan bahwa Injilnya bukan menurut manusia, bukan diterimanya dari manusia, dan bukan diajarkan oleh manusia, melainkan diterima melalui wahyu Yesus Kristus. Ungkapanungkapan yang digunakan Paulus sangat ajaib dan indah, selain dari wahyu yang langsung dari Tuhan Yesus Kristus, tidak mungkin ada sumber yang lain.

Dalam ayat 10 Paulus bertanya, "Jadi bagaimana sekarang: Apakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Ataukah kucoba menyenangkan manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba menyenangkan manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus." Paulus tidak mencari persetujuan manusia, Ia pun tidak berusaha menyenangkan manusia atau memuaskan mereka. Selaku hamba Kristus, ia memberitakan Injil sesuai dengan wahyu yang ia terima, bukan untuk menyenangkan manusia, melainkan untuk menyenangkan Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 1, Berita 2

No comments: