Hitstat

16 April 2012

Galatia - Minggu 1 Senin

Pembacaan Alkitab: Gal. 1:1-5

Kitab Galatia, Efesus, Filipi, dan Kolose merupakan sekelompok surat yang membentuk jantung wahyu ilahi dalam Perjanjian Baru. Karena itu, kitab-kitab ini sangatlah penting. Kitab Efesus membahas gereja sebagai Tubuh Kristus. Kitab Kolose membahas Kristus sebagai Kepala Tubuh. Kitab Galatia berkaitan dengan Kristus, dan Kitab Filipi berkaitan dengan pengalaman atas Kristus. Dalam Kitab Kolose dan Efesus kita menerima satu visi yang jelas tentang Kepala dan Tubuh. Dalam Kitab Galatia dan Filipi, kita nampak Kristus dan pengalaman atas Kristus.

Untuk mempelajari Kitab Galatia dengan tepat, kita perlu mengenal latar belakang dan pokok dari kitab ini. Semua kitab dalam Perjanjian Baru mempunyai latar belakang khusus tersendiri. Kita bersyukur kepada Tuhan atas latar belakang itu. Walaupun sebagian besar dari latar belakang itu tidak begitu positif, tetapi Tuhan memakai latar belakang yang negatif itu sebagai dasar untuk melepaskan wahyu ilahi. Semakin negatif suatu latar belakang, semakin besar pula kesempatan Tuhan untuk menyatakan wahyu-Nya. Semakin buruk latar belakangnya, semakin besarlah keperluan terhadap wahyu Allah. Jika kita nampak hal ini, kita akan bersyukur kepada Tuhan atas semua latar belakang yang negatif itu, sebab semua itu diperlukan demi tertulisnya kitab-kitab dalam Perjanjian Baru ini.

Injil Yohanes adalah satu contoh yang baik dari Perjanjian Baru, Injil ini ditulis untuk menentang suatu latar belakang yang negatif. Injil ini ditulis pada sepuluh tahun terakhir dari abad pertama. Pada masa itu ada suatu kecenderungan, bahkan di kalangan orang Kristen sendiri, untuk menyangkal ke-Allahan Kristus. Ada sebagian orang yang meragukan ke-Allahan Kristus, dan sebagian lainnya bahkan menyangkal kebenaran tersebut. Dengan latar belakang kecenderungan sedemikian inilah Injil ini ditulis oleh rasul Yohanes. Tanpa Injil ini, tak dapatlah kita memiliki suatu pengertian yang memadai terhadap ke-Allahan Kristus serta keberadaan-Nya yang kekal. Kita pun tidak mungkin memahami bagaimana Kristus bisa menjadi hayat kita. Tetapi, melalui Injil Yohanes, kita nampak dengan jelas bahwa ke-Allahan Kristus merupakan hal yang kekal dan mutlak. Dalam Injil ini kita juga memiliki pemandangan yang jelas tentang hayat kekal dan bagaimana Kristus bisa menjadi hayat kita. Jika pada akhir abad pertama, tidak ada latar belakang yang segelap itu, Injil yang ajaib ini mungkin tidak akan pernah ditulis.

Sekarang kita tinjau latar belakang Kitab Galatia. Kitab ini ditulis sebelum tahun 60 Masehi, lebih dini daripada Kitab Efesus atau Kolose. Kitab Galatia ditulis pada awal ministri Paulus, yakni sebelum ia dipenjara.

Untuk memiliki pengalaman yang wajar atas gereja sebagai Tubuh Kristus, kita perlu memiliki Kitab Galatia. Kita perlu suatu pengalaman dan pengertian yang memadai dari semua yang disampaikan kepada kita dalam kitab ini. Jika hari ini kita ingin mempraktekkan kehidupan gereja, kita perlu mengenal Kristus yang diwahyukan dalam Kitab Galatia.

Kitab Galatia mewahyukan bahwa Kristus berlawanan dengan agama berikut hukum Tauratnya. Hukum Taurat yang Allah berikan melalui Musa adalah dasar agama Yahudi. Agama Yahudi didirikan di atas hukum Taurat. Kitab Galatia mewahyukan bahwa Kristus yang kita perlukan untuk kehidupan gereja berlawanan dengan hukum Taurat dan agama.


Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 1, Berita 1

No comments: