Hitstat

28 April 2012

Galatia - Minggu 2 Sabtu

Pembacaan Alkitab: Ef. 1:17; 3:5 Dalam 1:15 dan 16 Paulus berkata bahwa Allah berkenan mewahyukan Putra-Nya di dalam dirinya. Hal ini menunjukkan bahwa mewahyukan Putra Allah mendatangkan perkenan Allah sendiri. Tidak ada suatu perkara yang lebih berkenan kepada Allah selain pengungkapan, pewahyuan Persona hidup dari Putra Allah itu. Selain itu, wahyu ini ialah wahyu batiniah. Walaupun saya tidak pernah melihat Tuhan Yesus dari luar secara jasmaniah, namun saya telah melihat Dia secara batiniah. Saya telah menerima suatu wahyu batiniah dari Persona yang hidup ini. Wahyu batiniah ini terdapat di dalam roh kita melalui pikiran kita yang telah diterangi. Karena pikiran memainkan peranan penting, maka kita perlu membuang konsepsi-konsepsi kita, sebab semuanya itu berada di dalam pikiran. Jika kita mempertahankan konsepsi-konsepsi dalam pikiran kita, mungkin wahyu itu berada di dalam roh kita, tetapi wahyu itu tidak dapat masuk ke dalam otak kita yang terselubung. Kita perlu membuang semua konsepsi kita, agar pikiran kita dapat dibebaskan dan menjadi transparan. Kemudian, bila Roh menyoroti roh kita, maka sorotan ini akan masuk ke dalam pikiran kita yang transparan itu. Dengan demikian kita akan menerima wahyu batiniah. Wahyu yang subyektif ini diberikan di dalam roh kita melalui Roh itu (Ef.1:17; 3:5). Roh kita dan Roh Allah adalah realitas. Kita tidak dapat menyangkal bahwa dalam batin kita ada satu roh manusia, kita pun tidak dapat menyangkal adanya Roh Kudus di dalam roh kita. Untuk menerima wahyu Putra Allah, pertama-tama kita harus membuang konsepsi-konsepsi kita. Kedua, kita harus memalingkan hati kita kepada Tuhan dan tidak menyembah yang lain kecuali Dia. Ketiga, kita harus memperhatikan lubuk batin kita, yakni roh kita. Di dalam roh kita inilah Roh itu bercahaya, mewahyukan Kristus ke dalam kita, dan berbicara kepada kita mengenai Kristus. Membacadoakan firman juga sangat membantu, terutama ayat-ayat dari Surat-surat Kiriman Paulus. Hal ini akan memungkinkan kita nampak Kristus dan menerima wahyu yang subyektif dari Persona yang hidup ini. Wahyu subyektif yang sedang kita bicarakan di sini hanya berhubungan dengan Persona yang hidup dari Putra Allah. Untuk menerima wahyu yang demikian ini, kita semua perlu belajar membuang konsepsi-konsepsi kita, memalingkan hati kita kepada Tuhan, memperhatikan roh kita, dan mendoakan ayat-ayat dari tulisan Paulus. Maka Roh itu akan menyoroti kita dan membicarakan Kristus kepada kita. Akibatnya, kita akan menerima wahyu yang subyektif tentang Anak Allah. Semakin kita menerima wahyu Putra Allah, Ia akan semakin hidup di dalam kita. Semakin Ia hidup di dalam kita, Ia semakin menjadi berkat unik dan sentral dari Injil yang Allah janjikan kepada Abraham. Ini berarti Dia akan menjadi tanah yang almuhit bagi kita yang direalisasikan sebagai Roh pemberi-hayat yang almuhit dan yang telah melalui proses itu. Hal ini jangan sekali-kali hanya menjadi sebuah doktrin bagi kita. Jika kita membuang konsepsikonsepsi kita, memalingkan hati kita kepada Tuhan, memperhatikan roh, dan menggunakan waktu untuk membacadoakan firman, Kristus akan diwahyukan di dalam kita. Dia akan hidup di dalam kita, dan Dia akan terbentuk di dalam kita. Hari demi hari, Dia akan lebih banyak menjadi kenikmatan kita. Akibatnya, Persona yang hidup ini akan menjadikan kita suatu ciptaan baru secara riil. Kitab Galatia akhirnya membawa kita kepada ciptaan baru melalui wahyu batiniah dari Persona hidup Anak Allah. Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 1, Berita 4