Pembacaan Alkitab: Mat. 4:5-7
Doa baca: Mat. 4:7
Yesus berkata kepadanya, “Ada pula
tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!”
Sekarang kita tiba pada butir ujian yang
pertama. Pada saat pembaptisan Kristus, Bapa membuka surga sambil
mendeklarasikan, “Inilah Anak-Ku yang terkasih” (3:17). Segera setelah
deklarasi ini, Roh Kudus membawa manusia ini ke padang gurun untuk diuji dan
melihat apakah Dia memperhatikan kehidupan jasmani-Nya ataukah kehidupan
rohani-Nya. Kemudian, berdasarkan deklarasi Allah Bapa, si pencoba datang untuk
mencobai manusia ini dengan berkata, “Jika engkau Anak Allah, perintahkanlah
supaya batu-batu ini menjadi roti” (ayat 3). Tetapi Dia
menjawab dengan perkataan Alkitab, “manusia ... ,” yang menunjukkan bahwa Dia
berdiri pada kedudukan manusia untuk menanggulangi musuh. Setan-setan menyebut
Yesus sebagai Anak Allah (8:29), tetapi roh-roh jahat tidak mengakui bahwa
Yesus datang dalam tubuh daging (1 Yoh. 4:3), karena dengan mengakui Yesus
sebagai manusia, mereka menyatakan bahwa mereka sudah kalah. Meskipun
setan-setan mengakui Yesus sebagai Anak Allah, Iblis tidak akan membiarkan
manusia mempercayai Dia sebagai Anak Allah, karena dengan berbuat demikian, manusia
akan beroleh selamat (Yoh. 20:31).
Raja yang baru diurapi menghadapi pencobaan
musuh bukan hanya dengan perkataan-Nya sendiri, tetapi dengan firman Alkitab,
yang dikutip dari Ulangan 8:3. Perkataan ini menunjukkan bahwa Tuhan Yesus
mengambil firman Allah dalam Alkitab sebagai makanan-Nya dan Dia hidup
berdasarkan firman itu.
Pencobaan pertama Iblis terhadap Raja baru
berhubungan dengan perkara penghidupan manusia. Setelah kalah dalam hal ini,
Iblis beralih ke pencobaan yang kedua, perkara agama, dengan mencobai Raja baru
untuk memamerkan bahwa Dia adalah Anak Allah, melalui menjatuhkan diri-Nya dari
bubungan Bait Allah (ay. 6). Tuhan
Yesus tidak perlu melakukan hal ini. Ini hanyalah suatu pencobaan yang membujuk
Dia untuk memamerkan bahwa sebagai Anak Allah, Dia mampu bertindak dengan
mukjizat. Pikiran untuk melakukan hal-hal yang berbau mukjizat dalam agama
adalah pencobaan Iblis.
Ujian kedua mengenai keagamaan. Hal-hal
mencengangkan dalam agama adalah mukjizat-mukjizat. Menurut konsepsi manusia,
agama yang tidak memiliki mukjizat itu tidak memiliki kekuatan. Agama yang
sangat kuat adalah agama yang penuh dengan mukjizat. Sebab itu Iblis membawa
Raja yang baru ke bubungan bait dan mencobai Dia untuk menjatuhkan diri, dan
berkata bahwa malaikat-malaikat akan melindungi Dia. Jangan mengira bahwa Anda
tidak pernah mempunyai pikiran untuk melakukan hal semacam ini. Dalam kehidupan
sehari-hari saya sering berpikir ingin melakukan perkara-perkara untuk
menunjukkan kepada khalayak ramai bahwa saya adalah seorang yang ajaib dan saya
memiliki kekuatan-kekuatan gaib. Tidakkah Anda mempunyai konsepsi demikian
dalam kehidupan kristiani Anda? Kadang-kadang kita diuji pada saat perlu
melakukan sesuatu, dan di saat lain kita diuji ketika tidak ada keperluan untuk
melakukan sesuatu. Dalam perkara ini, Yesus tidak perlu menjatuhkan diri-Nya
dari bubungan bait.
Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 1, Berita 11
No comments:
Post a Comment