Hitstat

30 November 2017

Matius - Minggu 9 Kamis

Pembacaan Alkitab: Mat. 5:17-48
Doa baca: Mat. 5:18
Karena sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu huruf kecil atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.


Dalam berita ini kita akan melihat bagian ketiga firman Raja di atas gunung, yaitu Matius 5:17-48, mengenai hukum Taurat umat Kerajaan Surga. Konstitusi Kerajaan Surga pasti mencakup masalah hukum Taurat. Sebelum zaman Tuhan Yesus, anak-anak Israel mempunyai hukum Taurat Musa. Mereka juga memiliki nabi-nabi. Nubuat selalu membantu hukum Taurat. Ketika orang lemah dalam menaati hukum Taurat, nabi-nabi perlu datang menguatkan mereka untuk memelihara hukum Taurat. Jadi untuk menaati hukum Taurat perlu penguatan dari nabi. Sebab itu, dalam Perjanjian Lama terdapat hukum Taurat dan nabi-nabi. Inilah sebabnya Tuhan membicarakan hukum Taurat dan nabi-nabi dalam ayat 17.

Banyak orang Kristen tidak paham arti sebenarnya “menggenapi” dalam ayat 17. Melalui pelajaran, pengamatan, dan pengalaman bertahun-tahun, kita nampak bahwa kata “menggenapi” dalam ayat ini mempunyai tiga pengertian: Pertama, arti “menggenapi” di sini ialah Kristus datang untuk memelihara hukum Taurat di aspek positif. Ketika Ia hidup di bumi, Ia memelihara setiap aspek hukum Taurat lama. Ia memelihara hukum Taurat Perjanjian Lama dengan amat positif.

Karena Kristus telah memelihara hukum Taurat, Ia menjadi Yang sempurna. Kesempurnaan-Nya membuat Dia bersyarat mati di atas salib bagi kita. Inilah pemeliharaan hukum Taurat dalam arti negatif. Inilah cara kedua Kristus menggenapi hukum Taurat. Kita semua telah merusak dan melanggar hukum Taurat. Tetapi pelanggaran kita telah ditanggulangi melalui kematian penggantian Tuhan. Di atas salib Ia adalah pengganti kita, mati bagi kita untuk menggenapi tuntutan hukum Taurat di pihak negatif.

Menggenapi hukum Taurat juga berarti Kristus menyempurnakan hukum Taurat yang lama dengan hukum Taurat-Nya yang baru. Ini diekspresikan oleh firman “Tetapi Aku berkata kepadamu” (ayat 22, 28, 32, 34, 39, 44). Karena Kristus menggenapi tuntutan hukum Taurat melalui kematian penggantian-Nya di salib, dia mendatangkan hayat kebangkitan untuk melengkapi hukum Taurat, sepenuhnya menggenapi hukum Taurat. Hukum Taurat lama, hukum yang lebih rendah dengan permintaan yang harus dituruti dan tuntutan yang menghukum manusia, sudah berlalu. Umat kerajaan, sebagai anak-anak Bapa, kini hanya perlu menuruti hukum Taurat baru, hukum yang lebih tinggi, dengan hayat kebangkitan, yaitu hayat kekal Bapa.

Kematian penggantian Kristus membawa masuk hayat kebangkitan. Ketika hayat kebangkitan ini masuk ke dalam kita, hayat ini mampu melakukan pekerjaan ajaib yang merampungkan hukum Taurat. Dia memungkinkan kita untuk menggenapi hukum yang lebih tinggi. Bersandar hayat kebangkitan yang ada di dalam kita, memungkinkan kita tidak hanya mampu untuk tidak membunuh orang lain, bahkan mampu untuk tidak memarahi orang atau membenci orang. Hayat kebangkitan jauh lebih tinggi daripada hayat alamiah, sebab hayat kebangkitan ini sesungguhnya adalah hayat ilahi, hayat abadi, hayat pada taraf tertinggi. Hayat tertinggi yang di dalam kita ini mampu menggenapi tuntutan hukum tertinggi.


Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 2, Berita 17

No comments: