Hitstat

23 November 2017

Matius - Minggu 8 Kamis

Pembacaan Alkitab: Mat. 5:3-12
Doa baca: Mat. 5:3
Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang punya Kerajaan Surga.


Kesembilan berkat (bahagia) dalam 5:3-12 berhubungan dengan hakiki umat kerajaan. Bagaimana manusia kita tergantung pada hakiki kita. Setiap aspek dari kesembilan berkat ini terutama bukan berhubungan dengan hal-hal materi luaran, melainkan dengan apa adanya batiniah kita. Di samping apa adanya batiniah kita, ayat-ayat ini juga sedikit menyinggung tentang ekspresi yang di luar. Sebagai contoh, mengenai kebenaran. Jika Anda membaca ayat-ayat ini dengan saksama, Anda akan nampak bahwa kebenaran di sini bukan hanya merupakan masalah kelakuan yang di luar. Sebaliknya, kebenaran adalah mengalirnya apa adanya batiniah kita, yaitu ekspresi batiniah kita. Jadi, bagian pertama dari konstitusi ini (5:1-12) berhubungan dengan apa adanya batiniah umat kerajaan.

Jika kita miskin di dalam roh dan berdukacita atas situasi orang lain yang kasihan, secara spontan kita akan menjadi lemah lembut. Bahkan jika ibu mertua Anda berada dalam keadaan yang kasihan, janganlah Anda mengatainya. Bahkan keadaan istri Anda yang tercinta pun mungkin tidak positif dalam pandangan Tuhan. Jika hati dan minatnya tidak tertuju kepada Tuhan, dan ia tidak memperhatikan Kerajaan Tuhan, maka keadaannya sangatlah kasihan. Anda memiliki Tuhan Yesus dengan Kerajaan Surgawi-Nya di dalam roh Anda, tetapi bagaimana dengan istri Anda? Mungkin Anda berada dalam surga yang tertinggi, tetapi ia berada dalam neraka yang terendah. Demikian pula, perhatikanlah anak-anak Anda. Mungkin Anda mengasihi Tuhan secara penuh, tetapi anak-anak Anda sama sekali tidak mengasihi Tuhan. Karena itu, Anda harus berdukacita atas ibu mertua Anda, istri Anda, dan anak-anak Anda. Anda juga harus berdukacita atas keluarga Anda, rekan Anda, dan tetangga-tetangga Anda. Di manakah ada orang yang benar-benar bagi Tuhan? Lihatlah keadaan dunia yang kasihan hari ini, termasuk agama Kristen. Para pedagang hanya memperhatikan uang, para pelajar hanya memperhatikan pendidikan mereka, dan para pekerja hanya memperhatikan jabatan serta kedudukan mereka. Ketika kita miskin di dalam roh, kita akan berdukacita atas seluruh situasi ini. Kita akan berdukacita atas suasana dan orang-orang di sekitar kita.

Karena kita berdukacita atas orang lain, maka kita tidak akan pernah berebut dengan mereka. Karena tidak berebut dengan mereka, secara spontan kita akan menjadi lemah lembut terhadap mereka. Jika Anda belum lemah lembut terhadap istri Anda, ini menunjukkan bahwa Anda belum menjadi milik Kerajaan Surga, dan hal-hal lain masih mendiami Anda. Jika Anda telah didiami sepenuhnya oleh Kerajaan Surgawi, Anda akan berduka atas istri Anda dan menjadi lemah lembut terhadap setiap orang yang keadaannya kasihan. Jika Anda adalah seorang pelajar, Anda akan lemah lembut terhadap guru-guru dan teman-teman sekelas Anda. Anda akan lemah lembut terhadap orang lain, karena Anda memiliki perasaan yang dalam mengenai situasi Anda yang kasihan. Karena Anda telah berdoa bagi mereka dengan berduka sedemikian, maka ketika Anda berkontak dengan mereka, Anda akan menjadi lemah lembut.

Kapan kala kita lemah lembut terhadap orang lain, kita harus lapar dan haus akan kebenaran. Kita sendiri harus benar terhadap semua orang. Kita harus benar terhadap orang tua kita, suami atau istri kita, anak-anak kita, mertua dan saudara ipar kita, keluarga kita, dan tetangga-tetangga kita. Umat Kerajaan Surgawi memiliki kebenaran sedemikian ini. Jangan beranggapan bahwa jika kita berduka dan lemah lembut, kita boleh kendur. Tidak, kita harus lapar dan haus akan kebenaran.



Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 1, Berita 15

No comments: