Pembacaan Alkitab: Mat. 5:13-16
Doa baca: Mat. 5:16
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya
di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan
Bapamu yang di surga.
Penyinaran terang itu ada dua aspek. Di aspek
pertama terang itu diibaratkan sebagai kota yang menyinari orang luar. Di aspek
kedua, terang itu seperti pelita di atas kaki pelita menyinari semua yang ada
di dalam rumah. Butir yang
terutama menjelaskan bahwa penyinaran terang mempunyai dua aspek: aspek
lahiriah dan aspek batiniah. Terang sebagai kota di atas gunung menyinari orang
luar, sedangkan pelita yang menyala di atas kaki pelita menerangi mereka yang
berada dalam rumah. Sebagai kota, terang menyinari orang, tetapi sebagai lampu
dalam rumah, terang menyinari ke dalam orang. Ini menunjukkan bahwa pengaruh
kita atas orang lain tidak boleh hanya di lahir, tetapi juga di batin. Untuk menyinari orang lain secara lahiriah, kita perlu dibangun,
sedangkan menyinari orang secara batiniah, kita perlu tanpa selubung apa pun.
Seperti sebuah kota di atas gunung, terang tidak dapat disembunyikan dan
sebagai pelita di atas kaki pelita, terang tidak seharusnya disembunyikan.
Dengan hikmat Tuhan mengatakan agar pelita itu
tidak ditutup oleh gantang. Pada zaman dahulu gantang adalah suatu takaran
untuk biji-bijian, sesuatu yang berhubungan dengan makanan, yang sudah tentu
menyangkut masalah nafkah. Jadi, menutup pelita di bawah gantang menunjukkan
kekhawatiran tentang nafkah kita. Jika kita sebagai orang Kristen khawatir akan
nafkah kita dan akan banyaknya uang yang kita peroleh, kekhawatiran ini akan
menjadi suatu gantang yang menutupi terang kita.
Pada akhirnya, kedua aspek penyinaran kita
akan memuliakan Bapa (ay. 16). Sebutan
Bapa membuktikan bahwa murid-murid, para pendengar Raja baru, dilahirkan
kembali menjadi anak-anak Allah (Yoh. 1:12; Gal. 4:6). Pekerjaan baik di sini
adalah perilaku umat kerajaan. Melalui perilaku ini, orang-orang dapat melihat
Allah dan dibawa kepada-Nya. Penyinaran kita akan memuliakan Bapa, sebab
penyinaran ini mengekspresikan apa adanya Allah. Memuliakan Allah Sang Bapa
adalah memberi-Nya kemuliaan. Kemuliaan adalah Allah yang terekspresi. Ketika
umat kerajaan mengekspresikan Allah dalam perilaku dan perbuatan baik mereka,
orang-orang melihat Allah dan memuliakan Allah. Allah yang tersembunyi adalah
Allah sendiri. Tetapi ketika Allah diekspresikan, itulah kemuliaan Allah. Jika
sebagai umat kerajaan kita memiliki terang yang bersinar, Allah akan
diekspresikan dalam penyinaran ini, dan semua orang yang di sekeliling kita
akan nampak kemuliaan sehingga Allah terekspresikan. Bila orang lain nampak
Allah dalam penyinaran kita, itulah suatu kemuliaan bagi Allah.
Kita sebagai umat kerajaan, adalah terang
dunia. Sebagai terang, kita seperti kota di atas gunung dan seperti pelita yang
bercahaya dalam rumah. Dari luar dan dalam kita bercahaya mengekspresikan
Allah, membiarkan Allah mempunyai kemuliaan dalam pandangan orang lain. Kiranya
kita memancarkan pengaruh yang sedemikian kepada mereka yang berada di sekitar
kita.
Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 1, Berita 16
No comments:
Post a Comment