Pembacaan
Alkitab: Mat.
9:17
Doa baca: “Begitu
pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena
jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong
itupun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru
pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya.” (Mat. 9:17)
Dalam ayat 17 Tuhan berkata
pula, “Tetapi anggur yang baru disimpan
orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah
kedua-duanya.” Kata Yunani untuk “baru” di sini ialah kainos, yang berarti baru dalam sifat, kualitas, atau bentuk; tidak
biasa (lazim), belum pernah dipakai, karena itu berarti segar. Kantong kulit
yang baru melambangkan hidup gereja dalam gereja lokal sebagai wadah bagi
anggur yang baru, yaitu Kristus sendiri sebagai hayat yang menggairahkan.
Umat kerajaan dibangun ke
dalam gereja (16:18), dan gereja terekspresi melalui gereja-gereja lokal tempat
hidup umat kerajaan (18:15-20). Mereka adalah orang-orang yang dilahirkan
kembali yang menyusun Tubuh Kristus menjadi gereja. Tubuh Kristus sebagai kepenuhan-Nya
juga disebut “Kristus itu” (1 Kor. 12:12), mengacu kepada Kristus yang
korporat.
Kristus yang individual
adalah anggur yang baru, hayat yang menggairahkan di batin, dan Kristus yang
korporat adalah kantong kulit yang baru, wadah luaran yang menampung anggur
yang baru. Bagi umat kerajaan ini bukanlah soal berpuasa atau perkara agama
yang lain, melainkan soal hidup gereja dengan Kristus sebagai isinya. Kristus
datang bukan untuk mendirikan agama bumiah yang berisi upacara-upacara,
melainkan untuk mendirikan suatu kerajaan hayat yang surgawi. Dia sedang
mendirikan kerajaan semacam itu bukan dengan praktik agamawi yang mati,
melainkan dengan diri-Nya sendiri, persona yang hidup, sebagai Penyelamat,
Tabib, Mempelai Laki-laki, kain yang belum susut, dan anggur yang baru, bagi
para pengikut-Nya untuk kenikmatan penuh mereka agar mereka bisa menjadi
kantong kulit yang baru untuk menampung diri-Nya dan bisa menjadi bahan
penyusun kerajaan-Nya.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Matius, Buku 2,
Berita 28
No comments:
Post a Comment