Hitstat

09 January 2018

Matius - Minggu 15 Selasa



Pembacaan Alkitab: 9:17
Doa baca: “Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya.” (Mat. 9:17)


Ayat 17 mengatakan, “Begitu pula anggur yang baru tidak dituang ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya.” Kata Yunani untuk kata “baru” dalam ayat ini adalah neos yang berarti baru dalam waktu, baru-baru ini, baru dimiliki. Anggur yang baru di sini melambangkan Kristus sebagai hayat baru, penuh dengan semangat, merangsang orang sehingga bergairah. Anggur baru itu ialah hayat Kristus yang menggairahkan.

Hayat ilahi diibaratkan sebagai anggur yang merangsang kekuatan. Ketika kita menerima hayat-Nya, hayat ini bekerja di dalam kita sepanjang hari untuk merangsang kita dan membuat kita bergairah. Anggur baru ini menguatkan kita, membuat kita berenergi, dan membuat kita riang gembira.

Penyelamat rajani ini bukan hanya Mempelai Laki-laki bagi umat kerajaan untuk kenikmatan mereka, melainkan juga baju baru mereka untuk memperlengkapi mereka secara luaran, agar mereka bisa memenuhi syarat untuk menghadiri pernikahan.

Selanjutnya, Dia adalah hayat baru mereka untuk merangsang mereka secara batiniah guna menikmati Dia sebagai Mempelai Laki-laki mereka. Sebagai Raja surgawi, Dia adalah Mempelai Laki-laki bagi kenikmatan umat kerajaan, dan kerajaan surgawi-Nya adalah pesta pernikahan (22:2). Saat itu mereka akan menikmati Dia. Untuk menikmati Dia sebagai Mempelai Laki-laki dalam pesta kerajaan, mereka memerlukan Dia sebagai baju baru mereka secara luaran dan anggur baru mereka secara batiniah.


Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 2, Berita 28

No comments: