Hitstat

03 April 2020

Yohanes - Minggu 20 Jumat


Pembacaan Alkitab: Yoh. 17:14-22; Gal. 2:20
Doa baca: “Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu.” (Yoh. 17:22)


Bersatu Melalui Menyangkal Diri


Yohanes 17:19 mengatakan, “Dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran.” Putra mutlak kudus di dalam diri-Nya sendiri. Tetapi, ketika Dia di bumi, Dia tetap menguduskan diri-Nya sendiri dalam cara hidup-Nya, demi meletakkan satu teladan pengudusan bagi murid-murid-Nya. Sebagai contoh, ketika Dia berkata-karta dengan perempuan Samaria yang amoral, Dia melakukannya di tengah hari di tempat terbuka. Sebagai kaum beriman, kita pun harus dikuduskan. Setelah kita dikuduskan, dipisahkan dari dunia melalui firman kudus, kita akan menikmati Allah Tritunggal dan menjadi satu di dalam Allah Tritunggal (Yoh. 17:21).

Setelah kita dikuduskan dengan melepaskan dunia, kita harus hidup dengan menyangkal diri kita berdasarkan Kristus sebagai hayat kita. Kristus ini adalah pengharapan akan kemuliaan di dalam kita (Kol. 1:27). Inilah faktor ketiga kesatuan yang sejati, yaitu kesatuan di dalam manifestasi kemuliaan ilahi.

Yohanes 17:22 mengatakan, “Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu.” Kemuliaan yang Allah berikan kepada Putra ialah keputraan dengan hayat dan sifat Allah (Yoh. 5:26) yang menjadikan Putra ekspresi dan manifestasi Allah (Yoh. 1:18; 14:9).  Kemuliaan yang Bapa berikan kepada Putra ini telah diberikan kepada kita, agar kita juga mendapatkan keputraan dengan hayat dan sifat ilahi Bapa (Yoh. 17:2; 2 Ptr. 1:4), sehingga kita mengekspresikan Bapa di dalam Putra, di dalam kepenuhan-Nya (Yoh. 1:16). Untuk mencapainya, kita harus menyangkal diri. “Bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku” (Gal. 2:20). Kita harus tidak hanya menolak dunia, tetapi juga harus menolak diri (ego), termasuk pendapat, pikiran, atau ide kita. Akhirnya, kita bisa mencapai sasaran kesatuan, yakni mengekspresikan Allah Bapa di dalam kepenuhan-Nya.


Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 3, Berita 40

No comments: