Hitstat

09 April 2020

Yohanes - Minggu 21 Kamis


Pembacaan Alkitab: Yoh. 18:1-11
Doa baca: “Lalu Ia bertanya lagi kepada mereka, 'Siapakah yang kamu cari?' Kata mereka, 'Yesus dari Nazaret.'” (Yoh. 18:7)


Rela Melalui Proses untuk Membebaskan Hayat


Dalam tiga Injil pertama, yaitu Injil Matius, Markus, dan Lukas, garis besar catatan mengenai kisah penyaliban Tuhan kira-kira hampir sama. Tetapi catatan dalam Injil Yohanes mutlak berbeda. Ini dikarenakan tujuan Yohanes dalam menulis ini adalah untuk menunjukkan bahwa Tuhan Yesus adalah ekspresi Allah sebagai hayat kita dan Ia mati di kayu salib dengan ujuan membebaskan diri-Nya sendiri ke dalam kita sebagai hayat. Kematian-Nya di kayu salib bertujuan untuk menyalurkan hayat ilahi-Nya ke dalam kita. Untuk tujuan inilah Dia harus mati dan bangkit, menjelma ke dalam bentuk lain, yaitu Roh itu, agar dapat masuk ke dalam kita dan menjadi satu dengan kita agar dalam pengudusan dan dalam kemuliaan Allah Tritunggal, kita semua, yang adalah perbanyakan-Nya (Yoh. 12:24) bisa menjadi satu sebagai ekspresi korporat Allah.

Karena itulah Tuhan dengan sengaja dan penuh keberanian menyerahkan diri-Nya sendiri untuk melalui proses. Ia secara sukarela menyerahkan nyawa-Nya. Tuhan mempunyai kuasa untuk mati dan kuasa untuk bangkit. Ketika maut tiba, setiap orang harus tunduk kepadanya, tetapi tidak demikian dengan Tuhan, karena Ia adalah Tuhan atas hayat dan juga adalah hayat itu sendiri. Bukti pertama bahwa Tuhan rela mati adalah Ia pergi ke taman (Yoh. 18:1). Ia pergi ke suatu tempat di mana Ia dapat ditangkap. Bukti kedua adalah walaupun Tuhan mengetahui bahwa Yudas akan mengkhianati Dia (Yoh. 13:11, 21-27), tetapi Ia tidak menghindarinya. Iblis memanfaatkan murid Tuhan yang durhaka, tetapi ia justru memberi kesempatan kepada Tuhan untuk dimuliakan (Yoh. 13:31-32). Bukti yang terakhir adalah bukan orang-orang yang menemukan Tuhan, melainkan Ia yang datang kepada mereka. Tuhan yang pergi menjumpai mereka dan berkata, “Siapakah yang kamu cari?”  (Yoh. 18:4). Bahkan Ia hanya perlu mengucapkan sepatah kata, dan semua orang yang ingin menangkap-Nya rebah (Yoh. 18:6). Tuhan kita adalah Tuhan yang penuh kuasa yang rela mati bagi kita untuk membebaskan diri-Nya sendiri sebagai hayat.


Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 3, Berita 42

No comments: