Pembacaan Alkitab: Yoh. 19:31-37; Ibr. 9:22
Doa baca: “Dan hampir segala sesuatu disucikan
menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada
pengampunan” (Ibr. 9:22)
Penyaluran Hayat dari Kematian-Nya
Aspek kedua dari kematian Tuhan ini adalah kematian yang membebaskan hayat,
mengembangbiakkan hayat dan melipatgandakan hayat, juga adalah kematian yang melahirkan
dan mereproduksi hayat. Sewaktu Tuhan Yesus berkata bahwa Ia adalah sebutir
biji gandum yang jatuh ke tanah dan mati sehingga menghasilkan banyak biji
gandum (Yoh. 12:24). Kematian dari sebutir biji gandum ini bukan untuk
penebusan, melainkan mutlak untuk penyaluran hayat yang ada di dalam biji
gandum pertama kepada banyak biji gandum.
Kita telah melihat bahwa darah melambangkan aspek penebusan dari kematian
Kristus dan air melambangkan aspek penyaluran hayat. Darah adalah untuk penebusan,
membentuk satu sumber yang di dalamnya kita dibersihkan. Air adalah untuk
kelahiran kembali, membentuk suatu sumber air hayat yang darinya kita dapat
minum setiap saat. Secara lahiriah kita telah dibersihkan dan secara batiniah
kita telah dipenuhi oleh hayat ilahi ini. Kini kita hidup dan bersih. Kita
semua dapat berseru, “Haleluya! Aku telah tertebus dan telah dilahirkan
kembali!”
Yohanes pasal 18 dan 19 menyatakan bagaimana Tuhan menyerahkan diri-Nya
dengan sukarela dan berani, bagaimana mengalahkan lingkungan kematian dan
pengaruhnya, yang membuktikan bahwa Dia adalah hayat pemenang dan kebangkitan;
Dia mati agar dapat membebaskan diri-Nya ke dalam kita sebagai hayat. Setelah
Dia merampungkan hal ini, Dia sangat dihargai dan Dia beristirahat. Tujuan
kedua pasal ini adalah membuktikan bahwa Dialah hayat kebangkitan, hayat
pemenang yang tidak dapat dilukai, dicelakai, atau ditaklukkan oleh kematian.
Namun, Dia rela menderita dan ditikam, agar hayat-Nya dapat dibebaskan dan
disalurkan ke dalam kita. Begitu perkara ini rampung, Dia beristirahat dan
menanti kebangkitan.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 3, Berita 43
No comments:
Post a Comment