Hitstat

15 April 2020

Yohanes - Minggu 22 Rabu


Pembacaan Alkitab: Yoh. 19:31-37; Ibr. 9:22
Doa baca: “Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan” (Ibr. 9:22)


Penyaluran Hayat dari Kematian-Nya


Aspek kedua dari kematian Tuhan ini adalah kematian yang membebaskan hayat, mengembangbiakkan hayat dan melipatgandakan hayat, juga adalah kematian yang melahirkan dan mereproduksi hayat. Sewaktu Tuhan Yesus berkata bahwa Ia adalah sebutir biji gandum yang jatuh ke tanah dan mati sehingga menghasilkan banyak biji gandum (Yoh. 12:24). Kematian dari sebutir biji gandum ini bukan untuk penebusan, melainkan mutlak untuk penyaluran hayat yang ada di dalam biji gandum pertama kepada banyak biji gandum.

Kita telah melihat bahwa darah melambangkan aspek penebusan dari kematian Kristus dan air melambangkan aspek penyaluran hayat. Darah adalah untuk penebusan, membentuk satu sumber yang di dalamnya kita dibersihkan. Air adalah untuk kelahiran kembali, membentuk suatu sumber air hayat yang darinya kita dapat minum setiap saat. Secara lahiriah kita telah dibersihkan dan secara batiniah kita telah dipenuhi oleh hayat ilahi ini. Kini kita hidup dan bersih. Kita semua dapat berseru, “Haleluya! Aku telah tertebus dan telah dilahirkan kembali!”

Yohanes pasal 18 dan 19 menyatakan bagaimana Tuhan menyerahkan diri-Nya dengan sukarela dan berani, bagaimana mengalahkan lingkungan kematian dan pengaruhnya, yang membuktikan bahwa Dia adalah hayat pemenang dan kebangkitan; Dia mati agar dapat membebaskan diri-Nya ke dalam kita sebagai hayat. Setelah Dia merampungkan hal ini, Dia sangat dihargai dan Dia beristirahat. Tujuan kedua pasal ini adalah membuktikan bahwa Dialah hayat kebangkitan, hayat pemenang yang tidak dapat dilukai, dicelakai, atau ditaklukkan oleh kematian. Namun, Dia rela menderita dan ditikam, agar hayat-Nya dapat dibebaskan dan disalurkan ke dalam kita. Begitu perkara ini rampung, Dia beristirahat dan menanti kebangkitan.


Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 3, Berita 43

No comments: