Hitstat

02 August 2009

Yohanes Volume 5 - Minggu 1 Senin

Di Rumah Bapa-Ku Banyak Tempat Tinggal
Yohanes 14:2
Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.

Ayat Bacaan: Yoh. 14:2; 2:16; Rm. 12:5; 1 Kor. 3:16-17; 6:17; 2 Kor. 3:17

Dalam benak kebanyakan orang Kristen, ketika mereka mati kelak, Allah telah menyediakan rumah bagi mereka di surga. Oleh sebab itu, mereka pun mulai membayangkan kira-kira berapa besar rumah yang akan mereka tempati kelak di surga. Ketika Tuhan mengatakan “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal.... Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu”, benarkah bahwa yang Tuhan maksudkan adalah Dia akan menyediakan perumahan mewah bagi kaum beriman-Nya di surga, seperti yang dibayangkan oleh kebanyakan orang Kristen hari ini?
Kita harus menyadari bahwa “rumah Bapa-Ku” dalam Yohanes 14:2 adalah suatu kemah (tabernakel). Kita harus melupakan konsepsi warisan tradisional yang mengatakan bahwa “rumah Bapa-Ku” adalah sebuah istana di surga. Selain itu, “rumah Bapa-Ku” yang disebutkan dalam Yohanes 2:16, juga mengacu kepada bait Allah. Apakah bait Allah hari ini? Bait Allah hari ini adalah gereja, Tubuh Kristus. Jadi, “banyak tempat tinggal” dalam Yohanes 14:2 mengacu kepada banyak anggota Tubuh Kristus (Rm. 12:5), yang adalah bait Allah (1 Kor. 3:16-17). Tubuh Kristus memiliki banyak anggota, dan setiap anggota adalah sebuah tempat tinggal. Bukankah di dalam rumah kita terdapat beberapa kamar? Demikian pula, sebagai kaum beriman dalam Kristus dan anggota-anggota Tubuh Kristus, kita semua adalah “kamar-kamar” itu, yakni tempat tinggal di dalam rumah Bapa.
Tuhan adalah tempat tinggal kita, dan kita pun adalah tempat tinggal-Nya. Saling tinggal ini menunjukkan berbaurnya Tuhan sebagai Roh itu (2 Kor. 3:17) dengan kita di dalam roh kita (1 Kor. 6:17). Roh ilahi dan roh insani berbaur bersama menjadi satu roh, dan perbauran ini adalah tempat saling tinggal. Kita adalah tempat kediaman Allah, dan Dia pun tempat tinggal kita. Dia dan kita berbaur bersama. Jadi, rumah kita yang sejati dan permanen adalah Allah sendiri. Kristus adalah rumah kita, tempat kediaman kita sampai selama-lamanya. Tempat tinggal kita yang kekal bukanlah bangunan dari kayu atau batu, melainkan suatu Persona yang hidup, yakni Allah sendiri. Tidak semua orang bisa tinggal di dalam-Nya, hanya anak-anak Allah yang bisa tinggal di dalam-Nya. Haleluya!

No comments: