Pembacaan Alkitab: Mat. 24:1-31
Doa baca: “Ia berkata kepada mereka: ‘Kamu melihat
semuanya itu? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, tidak satu batu pun di sini
akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan.’” (Mat.
24:2)
Pengetahuan kebanyakan orang
Kristen terhadap Matius 24 dan 25 samar-samar dan tidak pasti. Ketika kita
sampai pada pasal-pasal ini, kita perlu membuang pengetahuan yang samar-samar
dan yang tidak pasti macam ini. Untuk pengertian dasar pasalpasal ini kita
berdiri pada bahu banyak guru besar yang mendahului kita. Guru-guru besar ini
termasuk Darby, Newton, Pember, Govett, dan Panton.
Nubuat dalam Alkitab seperti
teka-teki yang rumit. Kita perlu mencari berbagai macam potongan yang tersebar
dalam seluruh Alkitab dan meneliti apa sangkut paut penerapannya satu dengan
yang lain.
Nubuat kerajaan yang
diberikan di atas Bukit Zaitun merupakan kelanjutan pengumuman Tuhan tentang
dibuangnya bani Israel. Pengumuman ini diberikan pada akhir pasal 23.
Dalam 23:37-39 Tuhan
mengatakan bahwa Dia damba mengumpulkan Yerusalem, bahwa rumah ini akan
ditinggalkan dan menjadi sunyi, dan mereka tidak akan melihat-Nya sampai mereka
berkata, “Terpujilah Dia yang datang
dalam nama Tuhan.” Kemudian, segera setelah ini, pasal 24 melanjutkan
dengan kata-kata, “Sesudah itu Yesus
keluar dari Bait Allah, lalu pergi.” Ini menunjukkan begitu Tuhan
mengumumkan bahwa Ia akan meninggalkan orang Israel, Dia segera keluar dari
Bait Allah, lalu pergi.
Fakta bahwa Tuhan telah
keluar dari Bait Allah menunjukkan bahwa Dia telah meninggalkan Bait Allah. Ini
untuk menggenapi firman-Nya dalam 23:38 tentang bagaimana Ia meninggalkan Bait
Allah menjadi rumah yang sunyi kepada orang-orang Yahudi yang menolak Dia. Ini
sama dengan kemuliaan Allah meninggalkan Bait Allah pada masa Yehezkiel (Yeh.
10:18).
Ketika Tuhan Yesus pergi
dari Bait Allah, “murid-murid-Nya datang
dan menunjuk kepada bangunan-bangunan Bait Allah.” Ini menunjukkan bahwa
murid-murid itu tidak setuju Tuhan meninggalkan Bait Allah.
Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 4, Berita 61
No comments:
Post a Comment