Hitstat

15 May 2018

Matius - Minggu 33 Selasa


Pembacaan Alkitab: Mat. 25:1-4
Doa baca: “Sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam botol mereka.” (Mat. 25:4)


Gadis-gadis melambangkan kaum beriman dalam aspek hayat (2 Kor. 11:2). Menjadi gadis bukan masalah apa yang kita lakukan atau kecakapan kita, tetapi mutlak adalah masalah apa adanya kita. Entah laki-laki maupun perempuan, kita semua adalah gadis.

Ayat 4 mengatakan, “Sedangkan gadis gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam botol (bejana, Tl.) mereka.” Manusia adalah bejana yang dibuat untuk Allah (Rm.9:21, 23-24), dan kepribadian manusia ada di dalam jiwanya. Karena itu, bejana di sini melambangkan jiwa orang beriman.

Kelima gadis yang bijaksana itu bukan hanya memiliki minyak dalam pelita mereka, tetapi juga membawa minyak dalam bejana mereka. Memiliki minyak dalam pelita mereka melambangkan bahwa mereka memiliki Roh Allah berhuni di dalam roh mereka (Rm. 8:9, 16), dan mereka membawa minyak dalam bejana melambangkan bahwa mereka memiliki Roh Allah yang memenuhi dan menjenuhi jiwa mereka.

Menurut Ibrani 1 dan Amsal 20:27, roh manusia ialah pelita Tuhan. Di dalam pelita terdapat minyak yaitu Roh Kudus. Perjanjian Baru mewahyukan bahwa roh kita ialah tempat berdiamnya Roh Kudus. Melalui kelahiran kembali, kita mempunyai Roh Allah di dalam roh kita. Tetapi persoalannya ialah apakah kita memiliki bagian ekstra Roh Kudus memenuhi jiwa kita atau tidak. Sekalipun kita memiliki minyak dalam pelita kita, kita perlu minyak ekstra dalam jiwa kita. Ini menandakan bahwa Roh harus meluas dari dalam roh kita ke setiap bagian jiwa kita. Kemudian di dalam jiwa, kita akan memiliki sejumlah ekstra Roh Kudus. Jika kita mempunyai bagian ekstra ini, kita bijaksana. Tanpa bagian ekstra Roh ini, kita tidak dapat berjaga-jaga atau bersiap sedia. Untuk dapat berjaga-jaga dan bersiap-sedia, kita perlu kepenuhan Roh Kudus yaitu perluasan Roh itu sendiri dari roh kita ke setiap bagian apa adanya diri kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 4, Berita 64

No comments: