Pembacaan Alkitab: Mat. 24:15-31
Doa baca: “Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu
jangan jatuh pada musim dingin atau pada hari Sabat.” (Mat. 24:20)
Karena kesusahan besar sudah dimulai, situasinya demikian
gawat sehingga orang-orang Yahudi tidak seharusnya kembali ke rumah mereka
untuk mengambil sesuatu. Mereka yang berada di ladang pun tidak seharusnya
kembali mengambil pakaiannya (Mat. 24:18). Matius 18:19 mengatakan, “Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau
yang menyusukan bayi pada masa itu.” Ibu-ibu yang hamil atau yang menyusui
bayi akan sulit melarikan diri. Orang Yahudi perlu melarikan diri secepat
mungkin. Matius 24:20 melanjutkan, “Berdoalah,
supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin atau pada
hari Sabat.” Pada hari Sabat orang hanya diperbolehkan menempuh jarak
pendek (Kis. 1:12), tidak cukup untuk melarikan diri. Penyebutan hari Sabat di
sini menunjukkan bahwa orang Yahudi tetap akan memelihara hari Sabat setelah
bangsa Israel dipulihkan. Murid-murid yang mendengar perkataan Tuhan di sini
berstatus ganda, pertama sebagai wakil sisa orang-orang Yahudi dan yang lain
sebagai kaum beriman Perjanjian Baru, yang membentuk gereja.
Dalam bagian perkataan Tuhan yang menyinggung orang-orang
Yahudi (Mat. 24:4-31), murid-murid mewakili sisa orang Yahudi, sedangkan dalam
bagian yang menyinggung gereja (Mat.
24:32—25:30), mereka mewakili kaum beriman Perjanjian Baru. Dalam
keempat kitab Injil, dalam hal situasi luaran, Tuhan memperlakukan
murid-murid-Nya sebagai orang Yahudi, tetapi dalam hal Roh dan hayat, Dia
menganggap mereka sebagai kaum beriman Perjanjian Baru.
Ayat 21 mengatakan, “Sebab
pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat (kesusahan besar) seperti yang
belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan
terjadi lagi.” Siksaan yang dahsyat (kesusahan besar) akan terjadi pada
tiga setengah tahun terakhir dari zaman ini. Kesusahan besar yang dikatakan di
sini akan terjadi di Yerusalem sebagai pusatnya dan Yudea sebagai sekelilingnya
Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 4, Berita 62
No comments:
Post a Comment