Hitstat

31 May 2018

Matius - Minggu 35 Kamis


Pembacaan Alkitab: Mat. 26:31-75
Doa baca: “Petrus menjawab-Nya: ‘Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak.’" (Mat. 26:33)


Injil Matius menyajikan dengan sangat rinci mengenai penyangkalan Petrus terhadap Tuhan. Dalam pasal 26 Tuhan Yesus dan Petrus mutlak saling berlawanan. Di aspek mana pun Yesus mampu menembus jalan salib. Tetapi Petrus gagal menempuh jalan ini. Sudah tentu semua murid yang lain sama seperti Petrus. Jika kita nampak jelas perkara ini, kita akan memperhatikan dengan saksama penyangkalan Petrus sebagaimana kita dengan saksama memperhatikan kemenangan Kristus.

Jika kita memandang Tuhan Yesus, kita nampak keberhasilan yang sempurna, tetapi jika kita memandang Petrus, kita nampak kegagalan total. Untuk mendirikan kerajaan, perlu kemenangan Kristus. Ia harus menang dalam setiap hal. Bersamaan dengan itu, kita harus mengetahui bahwa sebagai umat manusia yang telah jatuh, kita tidak dapat menjadi umat kerajaan. Jangan mengandalkan diri Anda sendiri. Petrus itulah wakil kita. pembangunan gereja, dan jalan salib. Ia ditanggulangi di atas gunung pengubahan dan dikoreksi tentang membayar pajak. Berkali-kali Petrus ditanggulangi. Sulit sekali kita percayai bahwa orang yang begitu bersyarat dan terlatih, justru yang pertama-tama menyangkal Tuhan.

Bahkan Petrus sendiri pun tidak percaya bahwa ia akan berbuat demikian. Dalam ayat 33 Petrus berkata dengan berani kepada Tuhan, “Biar pun mereka semua terguncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak.” Dan dalam ayat 35 ia berkata, “Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku tidak akan menyangkal Engkau” Petrus yakin bahwa ia akan mengikuti Tuhan sampai pada akhirnya. Tetapi sebagaimana dijelaskan oleh gambaran ini, semua hal yang dapat ia lakukan hanyalah menyangkal Tuhan sampai puncaknya. Ini membuktikan bahwa tidak ada seorang pun yang mampu berhasil memperhidupkan hayat kerajaan. “Tuhan, aku sama sekali tidak mampu. Aku adalah Petrus. Jika Petrus tidak mampu; siapakah aku ini sehingga berani mengira aku mampu? Tuhan, aku tidak mampu.”


Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 4, Berita 69

No comments: