Hitstat

26 May 2018

Matius - Minggu 34 Sabtu


Pembacaan Alkitab: Mat. 25:31-46
Doa baca: “Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapanKu, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah disediakan untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.” (Mat. 25:41)


Perlakuan terhadap saudara Kristus akan merupakan pokok penghakiman di takhta kemuliaan. Ia akan menghakimi bangsa-bangsa menurut bagaimana mereka memperlakukan saudara-Nya selama kesusahan besar. “Kambing” adalah mereka yang tidak memperlakukan umat Allah dengan baik akan binasa dalam lautan api setelah Antikristus dan nabi palsu (Why. 19:20), sebelum Iblis dan orang dosa yang dibangkitkan dimasukkan ke sana (Why. 20:10, 15). Ini adalah bagian dari kegenapan Wahyu 14:10. Lautan api disiapkan untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya, bukan untuk manusia. Namun jika manusia mengikuti Iblis, menentang Tuhan, dia akan mendapat bagian dalam lautan api bersama dengan Iblis dan malaikat-malaikatnya yang jatuh.

Dalam Kerajaan Seribu Tahun terdapat bagian surgawi dan bagian bumiah. Bagian surgawi adalah manifestasi kerajaan, Kerajaan Bapa. Orang Yahudi akan berada di pusat bagian bumi sebagai imam dan di sekitar orang Yahudi akan terdapat domba-domba, yaitu bangsa yang beroleh selamat sebagai umat. Kita, kaum beriman pemenang, akan berbagian dalam kenikmatan rohani Kristus dan dalam semua berkat surgawi. Kenikmatan kita adalah surgawi, rohani, dan ilahi. Tetapi kenikmatan “domba” sebagai bangsa yang terpulih, tidak akan menjadi surgawi atau rohani, melainkan hanyalah berkat yang pernah hilang oleh kejatuhan Adam, yang Allah berikan kepada manusia ketika Ia menciptakan bumi.

Dalam nubuat kerajaan, baik dalam bagian tentang orang Yahudi maupun dalam bagian tentang orang bukan Yahudi tidak berhubungan dengan hayat. Tetapi bagian tentang kaum beriman, gereja, erat berhubungan dengan hayat. Ini menunjukkan bahwa kita perlu setia, berjaga-jaga dan bersiap sedia, berhikmat, dan bijaksana. Semuanya ini merupakan suatu petunjuk bahwa kita harus penuh dengan hayat.


Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 4, Berita 67

No comments: