Hitstat

28 May 2018

Matius - Minggu 35 Senin


Pembacaan Alkitab: Mat. 26:1-11
Doa baca: “Datanglah seorang perempuan kepada-Nya membawa sebuah botol pualam berisi minyak wangi yang mahal. Minyak itu dicurahkannya ke atas kepala Yesus, yang sedang duduk makan.” (Mat. 26:7)


Matius 26:1-2 mengatakan, “Setelah Yesus mengakhiri segala perkataan itu, berkatalah Ia kepada murid-murid-Nya, 'Kamu tahu bahwa dua hari lagi akan dirayakan paskah, maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan.” Dengan menaruh bersama Paskah dan penyaliban Anak Manusia, Tuhan menyiratkan bahwa penyaliban-Nya adalah penggenapan Paskah dan Ia sendiri adalah Anak Domba Paskah.

Kita tidak dapat bersikap netral terhadap Dia. Kita harus menentukan suatu sikap terhadap Dia dan kita harus bereaksi terhadap Dia. Reaksi kita akan menyingkapkan sikap kita terhadap Anak Domba Paskah ini.

Ayat 3-5 menunjukan Kristus dicelakai oleh kaum agamawan. Imam Kepala dan tua-tua berunding untuk mencari jalan bagaimana kaum agamawan dapat menangkap dan membunuh Yesus dengan tipu muslihat. Kaum agamawan yang asalnya tidak mau membunuh Tuhan Yesus pada hari raya (ayat 5), akhirnya membunuh Dia pada hari raya (27:15) untuk mengenapi lambang.

Sekalipun kaum agamawan membenci Tuhan Yesus, tetapi murid-murid-Nya mengasihi Dia (ayat 6-13). Dua di antaranya adalah ialah Simon si kusta dan Maria, wanita yang mengurapkan minyak ke atas kepala-Nya. Simon mengambil kesempatan lebih akrab dalam kasih bersekutu dengan Tuhan, sebab itu ia membuka rumahnya untuk mengadakan perjamuan dan mengundang Tuhan serta semua orang yang mengasihi Dia. Maria adalah orang yang mencurahkan minyak wangi yang mahal ke atas kepala Tuhan, sebagai persembahan kasihnya. Para murid menganggap hal ini sebagai pemborosan, namun bagi pengasih-Nya Dia begitu menarik dan layak menerima persembahan mereka. Ini menunjukan bahwa kita harus mengasihi Tuhan dan memegang kesempatan untuk mengungkapkan kasih kita kepada-Nya. Untuk mengasihi Tuhan dengan yang paling baik, perlu suatu wahyu tentang diri-Nya.


Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 4, Berita 68

No comments: