Hitstat

03 July 2006

Kejadian Volume 3 - Minggu 4 Senin

Permulaan Baru
Kejadian 5:1-2
“Inilah daftar keturunan Adam. Pada waktu manusia itu diciptakan oleh Allah, dibuat-Nyalah dia menurut rupa Allah; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Ia memberkati mereka dan memberikan nama “Manusia” kepada mereka, pada waktu mereka diciptakan.”

Dalam Kitab Kejadian pasal empat, kita melihat Kain membunuh Habel. Kemudian garis Kain berlanjut dengan keturunan-keturunannya. Pada akhirnya, garis Kain menghasilkan masyarakat dan budaya manusia melalui ketiga anak Lamekh. Semuanya negatif, tidak ada yang positif. Yang positif di pasal empat, hanyalah ayat terakhir.
Setelah semua hal negatif dalam pasal empat, kita perlu permulaan baru. Kejadian pasal lima benar-benar adalah permulaan baru yang segar, sepertinya Allah melupakan segala hal negatif yang terjadi di pasal empat. Kej. 5:1-2 ini hampir seperti Kejadian pasal satu, segalanya dimulai dari awal.
Puji Tuhan, untuk permulaan baru ini. Inilah yang kita alami ketika mengikuti Tuhan. Bersama Tuhan, di dalam hadirat-Nya, selalu ada permulaan baru. Meskipun kita ada banyak kelemahan dan kegagalan, mengapa kita masih bisa membaca buku ini hari ini? Mengapa kita masih mencari Tuhan? Mengapa kita masih dapat berkata kepada Tuhan, “Tuhan aku cinta pada-Mu” ? Ini karena Allah selalu melupakan yang lalu dan memberi kita permulaan baru. Seandainya Allah tidak pernah melupakan yang lalu, kita akan menghadapi masalah besar. Tetapi, syukur kepada Tuhan, Kejadian pasal lima ini kembali lagi kepada Adam, “Setelah Adam hidup seratus tiga puluh tahun, ia memperanakkan seorang laki-laki menurut rupa dan gambarnya, lalu memberi nama Set kepadanya” (Kej. 5:3). Tidak ada lagi Kain, tidak ada lagi Habel. Pasal ini memberi tahu kita bahwa anak Adam adalah Set. Haleluya, semua yang berasal dari pasal empat telah dihapus. Allah mengerjakan lagi permulaan yang baru dalam hidup kita hari ini. Amin.

Set, Enos, Dan Kenan (1)
Kej. 4:26; 5:3-11

Setelah kematian Habel, garis hayat diteruskan oleh anak Adam, Set. Arti nama Set adalah “yang ditunjuk”. Ini berarti telah mengalami bagaimana duduk di sorga bersama Kristus (Ef. 2:6). Setelah memiliki pengalaman yang sedemikian, Set melahirkan seorang anak yang bernama Enos. Nama Enos berarti “lemah” atau “fana”. Set adalah seorang “yang ditunjuk” tetapi nama anaknya adalah “fana”. Set memberi nama Enos kepada anaknya seolah ingin mengatakan, “Aku tahu bahwa aku adalah seorang yang ditunjuk, tetapi aku juga tahu bahwa aku lemah dan fana. Aku tahu bahwa aku, keturunanku, akan mati.” Dalam hidup Kristiani, kita harus memiliki kesadaran ini. Ini berarti kita telah bertumbuh dalam pengalaman, dari Set menjadi Enos.
Kita mungkin berpikir, jika sudah memiliki nama “yang ditunjuk” maka kita harus memberi nama anak kita “mulia”. Kita telah mengalami penunjukkan Allah, maka pasti kita akan merasa sangat mulia. Namun, pertumbuhan yang murni di dalam Tuhan, akan membuat kita menyadari bahwa kita hanyalah seorang yang lemah dan fana. Kita menyadari bahwa hidup kita ini amat singkat, sangat terbatas, dan yang kita miliki hanyalah sedikit. Inilah arti nama Enos. Jadi, begitu kita bertumbuh dalam garis hayat, kita akan mengenali kelemahan dan kefanaan kita. Setelah menyadari bahwa kita fana, lalu apakah yang harus kita lakukan? Alkitab memberi tahu kita, “Waktu itulah orang mulai memanggil nama TUHAN” (Kej. 4:26). Semakin memanggil nama Tuhan, semakin Tuhan beserta dengan kita.
Walaupun lemah dan terbatas, kita tetap mendapatkan seorang anak. Enos menamakan anaknya “Kenan” (Kej. 5:9). Dalam bahasa aslinya, nama Kenan ini mirip dengan Kain yang berarti “mendapatkan”. Kain mendapatkan, Kenan juga mendapatkan. Namun, mendapatkan hal-hal rohani berbeda dengan mendapatkan hal-hal duniawi. Segala sesuatu di dunia ini mudah diperoleh. Prinsip dalam garis pengetahuan adalah, asalkan kita menginvestasikan diri kita ke dalamnya, maka kita akan mendapatkannya. Selain itu, begitu kita mendapatkannya, kita akan sangat bangga dan percaya diri. Sebagai orang-orang yang mengikuti Tuhan, kita harus hidup dengan prinsip yang berbeda. Tuhan tidak ingin membuat kita menjadi hebat atau puas diri. Tuhan ingin kita menyadari bahwa kita sungguh lemah, rapuh, fana, dan terbatas. Seorang yang fana, Enos, melahirkan seorang yang mendapatkan, Kenan. Ketika kita menyadari bahwa kita lemah dan fana, maka kita benar-benar mendapatkan hal rohani dalam garis hayat.

Penerapan:
Sekarang juga, marilah kita datang kepada Tuhan. Apa pun kondisi kita, janganlah ragu. Karena Allah selalu melupakan yang lalu dan memberi kita permulaan baru yang segar. Segala hal negatif yang terjadi di atas diri kita, telah dilupakan Allah. Haleluya.

Pokok Doa:
Terima kasih ya Tuhan atas permulaan baru yang Engkau berikan. Terima kasih Tuhan, aku selalu dapat datang kepada-Mu kapan pun. Oh Tuhan, alangkah besar kasih dan rahmat-Mu atas diriku.

No comments: