Hitstat

12 July 2006

Kejadian Volume 4 - Minggu 1 Rabu

Manusia Telah Menjadi Daging
Kejadian 6:3
“Berfirmanlah TUHAN: ‘Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja.’”
Kita telah melihat bahwa penyebab pertama kejatuhan manusia kali ketiga ialah roh-roh jahat berbaur dangan manusia. Sekarang mari kita melihat penyebab kedua, yaitu manusia telah menjadi daging. Kejadian 6:3 mengatakan, “Berfirmanlah TUHAN: ‘Roh-Ku tidak akan selama-lamanya bergumul dengan manusia, karena manusia itu adalah daging’” (TL.). Pada kejatuhan kali ketiga, manusia mengumbar tubuhnya yang jatuh, sehingga menjadi daging. Manusia tidak hanya mengabaikan rohnya, bahkan jiwanya pun tidak dihiraukannya. Manusia telah mengabaikan kesadaran dan akal sehatnya.
Hari ini banyak orang juga berada dalam keadaan yang sama. Mereka tidak mempedulikan roh, tidak mempedulikan penyertaan Allah. Mereka juga tidak mempedulikan jiwa mereka, tidak mempedulikan kesadaran dan akal sehat mereka. Manusia hanya bisa mengumbar dagingnya, berkelakuan hampir tidak berbeda dengan binatang. Dalam keadaan yang demikian, boleh dikata manusia sudah jatuh pada ujung batasnya, mengumbar hawa nafsu daging!
Alkitab mewahyukan bahwa musuh Allah yang paling jahat dan paling kuat adalah daging kita. Hal ini disingkapkan dalam Surat Roma, khususnya pasal tujuh dan delapan. Daging pasti dan mutlak dibenci oleh Allah. Allah sama sekali tidak mau bertoleransi pada daging. Allah tidak pernah mau bertoleransi pada daging kita. Segala sesuatu yang berasal dari daging kita adalah suatu penghinaan bagi Allah. Sebab itu, Allah datang kepada Nuh, hamba-Nya, serta memberi tahu bahwa Ia akan membinasakan antero zaman itu.

Akibat Kejatuhan Manusia Kali Ketiga
Kej. 6:3; 1:3; 6:17; 7:10-12; Mat. 24:37-39

Akibat pertama dari kejatuhan manusia kali ketiga ialah penarikan kembali Roh Allah, menyatakan penolakan Allah terhadap manusia. Allah berfirman, “Roh-Ku tidak akan selama-lamanya berebut dengan manusia” (Kej. 6:3). Inilah kali kedua kitab Kejadian menyinggung tentang Roh. Kali pertama disebutkan pada Kejadian 1:3 bahwa Roh Allah melayang-layang di atas situasi maut, untuk mendatangkan hayat. Ketika Roh Allah disebut untuk kali kedua, kita diberi tahu bahwa Roh Allah tidak lagi berurusan dengan manusia, yang membuktikan bahwa sebelum ini, Roh Allah bekerja dan bahkan berurusan dengan manusia. Allah itu Perahmat. Jangan mengira bahwa Habel itu baik berdasarkan dirinya sendiri. Mustahil. Semua para saleh terkasih yang disebut dalam Kejadian pasal lima, dibantu oleh Roh Allah. Apakah kita mengira Henokh mampu hidup bergaul dengan Allah berdasarkan dirinya sendiri? Henokh justru dibantu, dikuatkan, dan didorong oleh Roh Allah. Roh Allah berurusan melawan pemberontakan manusia. Tetapi pada Kejadian pasal enam, keadaannya mencapai pada tingkat di mana Roh Allah tidak lagi berurusan dengan manusia. Alangkah menakutkan! Jika Roh Allah ditarik kembali dari kita, alangkah mengerikan!
Akibat kedua dari kejatuhan manusia kali ketiga bukan saja Roh Allah ditarik kembali melainkan juga datangnya air bah yang membawa hukuman pemusnahan kepada umat manusia yang telah jatuh (Kej. 6:17; 7:10-12). Tuhan Yesus mengumpamakan zaman sekarang ini sama seperti zaman kejatuhan manusia kali ketiga (Mat. 24:37-39). Tuhan Yesus berkata bahwa sebelum air bah datang, orang makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai pada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, tiba-tiba air bah datang, melenyapkan mereka semua. Situasi dewasa ini persis sama — makan minum, dan menyalahgunakan perkawinan. Menikah memang tidak salah, pernikahan itu kudus. Namun, pernikahan kita harus seturut prinsip Allah. Ini akan mendatangkan karunia dan berkat Allah ke atas kita dan keluarga kita. Sebaliknya, penyalahgunaan pernikahan akan mendatangkan hukuman ke atas manusia. Lihatlah situasi zaman sekarang. Persis sama dengan zaman sebelum air bah. Bagi mereka, seolah-olah dalam alam semesta ini tidak ada Allah. Mereka mengabaikan hukuman yang akan datang. Namun Alkitab meyakinkan kita bahwa Allah tetap ada di atas takhta-Nya dan bumi tetap adalah milik-Nya. Pada suatu hari, Dia akan turun tangan dan melaksanakan penghukuman atas zaman yang fasik ini.

Penerapan:
Jangan bertoleransi dengan daging. Mungkin apa yang kita lakukan itu kita anggap baik. Namun tanpa Allah, tetap hal itu adalah daging yang di benci Allah. Allah lebih memperhatikan apa adanya kita dibandingkan apa yang kita kerjakan. Jadi kita perlu tetap bersandar Dia yang memberikan kekuatan untuk melawan nafsu daging di dalam kita.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus aku mohon belas kasih-Mu untuk mengampuniku. Aku banyak melayani-Mu tetapi tanpa diri-Mu di dalamnya. Aku hanya gairah di luaran, tanpa memperhatikan apakah Engkau berkenan atau tidak. Tuhan, berilah aku kekuatan untuk menyangkal daging dan mematikan perbuatannya.

No comments: