Hitstat

21 July 2006

Kejadian Volume 4 - Minggu 2 Jumat

Air Bah Melambangkan Baptisan
Kejadian 7:13
“Pada hari itu juga masuklah Nuh serta Sem, Ham dan Yafet, anak-anak Nuh, dan isteri Nuh, dan ketiga isteri anak-anaknya bersama-sama dengan dia, ke dalam bahtera itu.”

Menurut 1 Petrus 3:20-21, diselamatkannya Nuh beserta seisi keluarganya dari air bah merupakan sebuah lambang baptisan dalam Perjanjian Baru. Hanya melalui jalan itulah mereka dapat diselamatkan dari hukuman Allah dan dari zaman yang jahat pada waktu itu. Air bah telah mengubur semua yang lama, semua hal yang negatif.
Ketika kita dibaptis, kita telah dikubur. Demikian pula, agar kita keluar dari dunia ini tidak ada cara yang lebih baik selain dibaptis. Apakah baptisan itu? Banyak orang menganggap baptisan tidak lain adalah suatu upacara yang membuat seseorang menjadi anggota dari suatu gereja tertentu. Ini tidak tepat. Baptisan adalah menguburkan orang itu beserta kehidupan lamanya ke dalam air kematian. Setiap kali kita akan membaptis seseorang, terlebih dulu kita harus berdoa atas kekuasaan dan nama Tuhan Yesus yang berkuasa, serta melatih roh kita. Kemudian barulah kita membaptis seseorang. Penguburan demikian barulah dapat membuat orang tersebut terpisah dengan dunia.
Kita telah dibaptis ke dalam kematian Kristus (Rm. 6:3). Kita sudah melalui baptisan, dikubur bersama Kristus (Kol. 2:12). Kita sudah mati, juga sudah dikubur, terlepas dari segala peraturan dunia (Kol. 2:20). Air bah yang telah menghakimi angkatan Nuh, telah pula menyelamatkan Nuh. Laut Merah yang menghakimi orang Mesir, telah pula menyelamatkan orang Israel. Apakah kita juga sudah mengalami keselamatan-Nya ini? Kita dapat berseru mengumumkan “Saya sudah terpisah dari tanah Mesir. Kita sudah terpisah dari angkatan yang bengkok, sesat, dan jahat ini!”

Beberapa Lambang Baptisan
1 Ptr. 3:20-21; Kel. 14:26-28; 1 Kor. 10:1-2; Kel. 30:18-21

Air bah adalah lambang baptisan air yang menyelamatkan Nuh dari angkatannya yang jahat itu (1 Ptr. 3:20-21). Nuh dibaptis di sebuah “kolam” baptisan yang sangat besar, dan cukup lama, sedikitnya 40 hari. Bilangan 40 ini menandakan suatu percobaan. Baptisan yang disebutkan pertama-tama oleh Alkitab adalah baptisan yang mencakup seluruh dunia. Kematian Kristus mencakup segala-galanya. Baptisan yang terwujud berdasarkan kematian-Nya adalah sebesar dunia, sebesar jagat raya, yang di dalamnya penuh air yang menghakimi dan mengubur.
Ada dua lambang baptisan air, yaitu air bah dan Laut Merah. Satu Petrus 3:20-21 mengatakan bahwa air bah yang dilalui Nuh adalah lambang baptisan yang menyelamatkan kita. Sedangkan Satu Korintus 10:1-2 memberi tahu kita bahwa Laut Merah yang dilalui oleh orang Israel adalah lambang baptisan yang menyelamatkan umat Allah keluar dari perbudakan musuh dan kuasa jahat. Baptisan yang berkhasiat dalam kuasa Roh Kudus ini dapat menyelamatkan kita terlepas dari dunia, terlepas dari angkatan jahat yang dihakimi dan dihukum oleh Allah.
Selain lambang-lambang baptisan tersebut, dalam Alkitab terdapat beberapa tanda yang dipakai untuk menyatakan makna baptisan. Bejana pembasuhan yang terdapat di depan Kemah adalah tanda baptisan (Kel. 30:18-21). Di depan Kemah terdapat bejana pembasuhan. Daerah di luar batas Kemah mewakili dunia. Misalnya, ada seseorang keluar dari dunia ingin menjadi imam. Ia masuk ke dalam kemah datang ke hadapan Allah. Pertama-tama yang dilaluinya ialah mezbah, yang menandakan salib Kristus; mempersembahkan kurban penebusan dosa di atas mezbah. Dengan demikian dosanya sudah ditanggulangi, ia beroleh selamat. Kebanyakan orang Kristen mengira, jika seseorang sudah melewati mezbah, dia sudah diperbolehkan masuk ke tempat kudus yang berada di dalam kemah. Tetapi tidaklah demikian, tidak semudah atau secepat itu. Sesudah melewati mezbah, ia masih perlu pembasuhan dari bejana pembasuhan. Bejana ini tidak berfungsi menanggulangi dosa (ingat, dosa sudah ditanggulangi di mezbah), melainkan untuk menanggulangi kenajisan yang mencemarinya di bumi. Kenajisan dari bumi masih terdapat pada dirinya, karena itu, dia perlu dibasuh, supaya najisnya hilang. Darah hanya ada di atas mezbah, tidak ada di bejana pembasuhan. Sesudah dosanya ditanggulangi di mezbah, dan kenajisannya dari bumi dibasuh di bejana pembasuhan, barulah dia diperbolehkan masuk ke tempat kudus, datang ke hadapan Allah.

Penerapan:
Firman Tuhan menguduskan, tetapi dunia mencemarkan. Memang kita yang percaya telah beroleh selamat dari hukuman kekal Allah, tetapi “debu-debu” dunia setiap hari mengotori kita. Apa yang harus kita lakukan? Datanglah kepada firman untuk menerima pembasuhan. Pembasuhan yang demikian akan membuat kita semakin dikuduskan.

Pokok Doa:
Ya Tuhan, aku tidak dapat menghindar dari pencemaran duniawi. Aku memerlukan pembasuhan-Mu melalui firman. Tuhan Yesus, basuhlah aku dengan firman kudus-Mu sehingga aku bersih dan kudus tak bercela di hadapan-Mu.

No comments: