Hitstat

15 July 2006

Kejadian Volume 4 - Minggu 1 Sabtu

Menerima Wahyu Untuk Membangun Bahtera
Kejadian 6:13-14a
“Berfirmanlah Allah kepada Nuh: ‘Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk, sebab bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan bumi. Buatlah bagimu sebuah bahtera…”

Karena Nuh telah mendapat kasih karunia, hidup bergaul dengan Allah demi iman, dan mewarisi kebenaran, maka Allah sangat berkenan kepadanya. Karena Allah berkenan kepada Nuh, maka Dia menyatakan isi hati-Nya kepada Nuh, mewahyukan rahasia-Nya kepada Nuh. Karena itu, Nuh tidak hanya sebagai orang yang bergaul dengan Allah, tetapi juga sebagai orang yang membangun bahtera. Bahtera adalah untuk keselamatan. Pada masa itu, bahtera keselamatan dibangun oleh Nuh. Habel mempersembahkan kurban persembahan kepada Allah, Enos menyeru nama Tuhan, Henokh hidup bergaul dengan Allah, tetapi Nuh selain melakukan semuanya ini, masih ditambahkan lagi satu hal — ia membangun bahtera.
Nuh membangun bahtera berdasarkan wahyu yang diterimanya (Kej. 6:14-16). Pada saat itu tidak ada satu orang lain pun yang tahu situasi sesungguhnya. Orang-orang dunia di masa itu telah mabuk, buta, terselubung, tertutup, dan terbius. Mereka tidak tahu di mana mereka, atau apa yang akan terjadi. Mereka buta dan terbius hawa nafsu daging. Namun, Nuh hidup bergaul dengan Allah; dia nampak keadaan sebenarnya, karena Allah mewahyukan rahasia-Nya kepadanya. Allah memberi tahu Nuh, “Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk, sebab bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan bumi” (Kej. 6:13). Di samping itu, Allah memberi tahu Nuh untuk melakukan sesuatu: membangun bahtera! Seturut wahyu Allah, Nuh lalu membangun bahtera.

Percaya, Melakukan, dan Memberitakan Firman Allah
Ibr. 11:7; Rm. 10:14, 17; 2 Ptr. 2:5; Kej. 6:3; 1 Ptr. 3:20

Setelah Nuh menerima wahyu, ia segera percaya kepada firman Allah (Ibr. 11:7). Menurut Alkitab, percaya selalu berarti percaya melalui firman. Roma 10:14 Paulus bertanya, “Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang dia?” Tanpa pemberitaan firman, manusia sulit percaya. Percaya timbul melalui mendengar firman. Karena itu, Roma 10:17 mengatakan, “Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.” Tidak diragukan lagi, Nuh mendengarkan firman Allah dan percaya kepada firman yang ia dengar. Percaya tidak tergantung pada diri kita, percaya tergantung pada Allah yang ada di dalam kita. Karena itu, kita perlu datang kepada-Nya agar Dia terinfus ke dalam kita. Kita perlu diinfus dengan apa adanya Allah. Allah itu iman kita. Ketika kita datang kepada-Nya, mendengar firman-Nya, dengan sendirinya Allah yang terinfus ke dalam kita itu akan menjadi iman di dalam kita. Inilah makna percaya firman-Nya.
Nuh memberitakan apa yang ia percayai dan laksanakan. Ia adalah seorang pemberita kebenaran (2 Ptr. 2:5). Mengapa Nuh memberitakan kebenaran? Karena pada zamannya, tidak ada satu pun yang benar. Bumi penuh dengan kekerasan dan kekerasan itu meliputi perampokan, pembunuhan, perzinaan, dan kelaliman. Nuh memberitakan kebenaran, memberi tahu orang-orang untuk menjadi benar terhadap Allah, terhadap orang lain, dan terhadap diri sendiri; kalau tidak, penghakiman keadilan Allah akan menimpa mereka. Nuh memberitakan kebenaran semacam ini mungkin cukup lama, yakni sambil dia menyiapkan bahtera. Mungkin orang-orang menganggapnya sakit jiwa, sambil berkata kepadanya, “Nuh, apa yang kau katakan? Apa maksudmu mengatakan air bah akan datang? Pandanglah ke langit, bukankah masih sama seperti biasanya.” Kita yakin, selama ia menyiapkan bahtera itu, Nuh banyak menerima cemoohan dan olok-olok.
Ketika Nuh memberitakan kebenaran, ia juga membangun dan menyiapkan bahtera (1 Ptr. 3:20). Boleh jadi orang-orang berkata kepadanya, “Hai Nuh, apakah kamu sedang membangun rumah untuk cucumu? Kamu gila, mengira air bah akan datang. Apa gunanya kamu membangun bahtera semacam ini — 300 hasta panjangnya, 50 hasta lebarnya, 30 hasta tingginya, bertingkat tiga, dan sebuah pintu pada lambungnya? Ini sungguh menggelikan!” Seandainya kita adalah Nuh, maukah kita membangun sebuah bahtera semacam ini? Mungkin istri kita yang kita cintai itu malah ikut menentang kita. Betapa tidak mudahnya Nuh menempuh tahun-tahun yang panjang itu.

Penerapan:
Firman yang telah kita dengar mungkin sudah cukup banyak dan ayat-ayat Alkitab yang sudah kita baca juga mungkin tidak sedikit. Tetapi pertanyaannya adalah berapa banyak firman yang dengan teguh kita percayai? Berapa banyak yang kita lakukan? Berapa banyak pula yang kita beritakan? Mungkin sangat sedikit. Mari mulai sekarang belajar mempercayai, melakukan, dan memberitakan firman yang telah kita baca atau dengar.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih untuk setiap firman yang aku baca dan dengar. Namun aku perlu kasih karunia untuk mempercayainya. Tuhan, singkapkanlah setiap selubung yang menutupi mata batiniahku agar aku percaya, berilah kekuatan yang baru untuk melakukan firman-Mu dan memberitakannya.

No comments: