Hitstat

29 September 2006

Kejadian Volume 6 - Minggu 4 Jumat

Berdoa Menurut Keperluan
Kejadian 20:7
“Jadi sekarang, kembalikanlah isteri orang itu, sebab dia seorang nabi; ia akan berdoa untuk engkau, maka engkau tetap hidup; tetapi jika engkau tidak mengembalikan dia, ketahuilah, engkau pasti mati, engkau dan semua orang yang bersama-sama dengan engkau.”

Setelah menerima hadiah-hadiah dari Abimelekh, Abraham berdoa baginya (Kej. 20:17-18). Abimelekh memerlukan doa syafaat Abraham karena Tuhan telah menutup semua rahim wanita dalam rumah Abimelekh. Dapatkah kita membayangkan dalam keadaan yang begitu memalukan ia masih dapat berdoa bagi orang lain? Mungkin Abimelekh berkata kepada Abraham, “Mengapa kamu seorang nabi Allah berbohong kepadaku? Lihatlah akibatnya! Nah, sekarang semua telah beres dan aku pun telah mengembalikan istrimu, aku minta kamu berdoa bagiku.” Seringkali setelah kita mengecewakan Allah, sekalipun tidak ada orang yang mengetahui kegagalan kita, selama beberapa hari kita tidak dapat berdoa. Alangkah lebih sulitnya bagi Abraham untuk berdoa di depan Abimelekh! Tetapi bagaimanapun juga Abraham berdoa baginya dan “Allah menyembuhkan Abimelekh dan istrinya dan budak-budaknya perempuan, sehingga mereka melahirkan anak” (Kej. 20:17).
Untuk berdoa syafaat bagi Abimelekh, Abraham harus mengatasi dua hal: mengingat kembali kegagalannya di hadapan Abimelekh dan memikirkan kemandulan istrinya sendiri. Kita semua harus belajar berdoa syafaat bagi orang lain tidak tergantung pada kesuksesan kita melainkan tergantung pada keperluan. Asalkan Allah menunjukkan suatu keperluan kepada kita, kita harus berdoa syafaat bagi hal itu. Kita harus melupakan diri kita, sekeliling kita, keadaan kita, dan berdoa syafaat seolah-olah tidak ada orang lain di bumi selain kita dan Allah. Meskipun kita mengalami kegagalan, kita harus melatih roh kita, dengan berani berdoa.

Mendoakan Keperluan Orang Lain
Ibr. 7:7

Sekalipun Allah meninggalkan Abraham dan pergi kepada Abimelekh, Abraham tetap lebih tinggi daripada Abimelekh. Walaupun ia telah gagal, Abimelekh jauh di bawahnya. Alkitab mengatakan bahwa yang lebih rendah selalu diberkati oleh yang lebih tinggi (Ibr. 7:7). Karena Abraham lebih tinggi daripada Abimelekh, ia dapat berdoa syafaat baginya.
Kita tidak boleh menganggap karena Allah tidak menjawab doa kita untuk keperluan kita sendiri, lalu kita tidak bisa berdoa untuk orang lain. Andaikata kita adalah Abraham, mungkin kita berkata, “Abimelekh, kamu mohon kepadaku berdoa bagimu. Aku telah berdoa bagi isteriku selama bertahun-tahun tetapi tidak mendapat satu jawaban. Karena itu, aku tidak yakin Allah akan menjawab doaku bagimu dan aku tidak berani berdoa bagimu.” Kita perlu melupakan doa-doa kita yang tidak ada jawabannya dan berdoa bagi orang lain. Bila kita tidak mau berdoa bagi orang lain, mungkin Allah tidak mau menjawab doa-doa kita untuk keperluan kita sendiri. Janganlah mengatakan oleh karena keperluan kita sendiri belum terpenuhi, kita tidak dapat berdoa bagi orang lain. Ketika Abraham melupakan keperluannya dan berdoa bagi Abimelekh serta keluarganya, tidak saja keperluan mereka terpenuhi namun keperluan Abraham sendiri juga terpenuhi. Bila kita melupakan keperluan kita dan berdoa bagi keperluan orang lain, Allah akan tidak saja menjawab doa kita bagi mereka, tetapi juga doa kita bagi diri kita sendiri. Ia pasti juga akan memperhatikan keperluan kita.
Dalam situasi yang begitu memalukan itu, sulit sekali bagi seseorang untuk berdoa syafaat. Alkitab tidak memberi kita catatan yang lengkap tentang apa isi dari doa syafaat Abraham bagi Abimelekh seperti halnya mencatat doa syafaat Abraham bagi Lot. Mungkin roh Abraham kurang berani dan kurang kuat. Bagaimanapun ia berdoa juga bagi Abimelekh, dan doa syafaatnya terjawab. Melalui hal ini kita nampak, meskipun kita mungkin tidak ada keberanian dalam roh kita, asalkan kita berdoa syafaat bagi orang lain seturut petunjuk Allah, tentu doa syafaat kita akan terjawab. Dalam pengalaman kita, mungkin berkali-kali kita dalam kesulitan, kita berdoa bagi kesulitan kita, tetapi kita tidak mendapatkan jawaban. Namun orang yang memiliki kesulitan yang sama datang kepada kita, mohon kita mendoakan mereka. Setelah kita berdoa bagi mereka, Allah tidak saja menjawab doa kita untuk keperluan mereka, tetapi juga doa kita untuk keadaan kita sendiri. Prinsip ini berlaku dalam hal apa pun. Kalau kita memperhatikan orang lain, Allah pasti tidak akan melupakan kita. Allah juga akan memperhatikan kita.

Penerapan:
Tidak peduli kita dalam keadaan apapun, dalam keadaan sukses maupun gagal penuh dengan dosa, kita harus tetap belajar berdoa syafaat bagi orang lain. Jangan tertipu oleh perasaan bersalah, tuduhan dari iblis yang hanya selalu mendakwa kita bahwa kita tidak layak untuk berdoa. Bersandarlah pada darah-Nya yang mustika yang melayakkan kita kembali untuk bersyafaat bagi kepentingan-Nya.

Pokok Doa:
Tuhan,terima kasih atas darah-Mu yang mustika yang mencuci setiap dosaku bahkan memperdamaikan aku kembali dengan Allah dan melayakkan aku untuk kembali berbagian dalam pekerjaan-Mu.

No comments: