Hitstat

18 June 2008

Markus Volume 5 - Minggu 2 Kamis

Perlu Saling Mengampuni
Kolose 3:13
Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain; sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, perbuatlah juga demikian

Ayat Bacaan: Kol. 3:13; Mrk. 11:25-26; Mat. 6:15; Ibr.8:12

Orang Kristen mudah gagal dalam hal mengampuni orang lain. Kalau di antara anak-anak Allah terdapat sikap yang tidak mau mengampuni, semua pelajaran, iman, dan kuasa akan bocor. Itulah sebabnya Perkatan Tuhan begitu tegas dan jelas. Ini adalah perkataan yang sederhana. Tetapi anak-anak Allah memerlukan perkataan yang sederhana ini. “Jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya seseorang bersalah terhadap kamu, supaya juga Bapamu yang di surga mengampuni kamu dari kesalahan-kesalahanmu.” (Mrk. 11:25) Menerima pengampunan Bapa sangatlah mudah. Namun, “Jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.” (Mat. 6:15) Tidak ada pengampunan yang diberikan secara ceroboh.
Perkataan ini sederhana, tetapi faktanya tidaklah begitu sederhana. Kalau kita mengampuni orang lain dengan mulut kita, tetapi tidak mengampuni dalam hati kita, dalam pandangan Bapa itu bukanlah pengampunan. Pengampunan yang hanya di mulut adalah kosong dan menipu, dan tidak terhitung di hadapan Bapa. Kita harus mengampuni kesalahan orang lain dari dalam hati kita. Sebagaimana murid-murid memerlukan perkataan Tuhan ini, kita juga memerlukan perkataan yang sama. Kalau kita hidup di bumi ini tidak seperti di surga, kalau kita masing-masing ingin menempuh cara kita sendiri, kita tidak mengampuni satu sama lain, kita bukanlah murid-murid Tuhan. Tetapi Tuhan tahu betapa pentingnya hal ini bagi kita. Semakin kita banyak berkomunikasi dan bersekutu satu sama lain, semakin perlu kita mengampuni satu sama lain.
Ingatlah juga, ketika kita tidak saling mengampuni, kita sedang memberi tempat bagi Iblis. Dan jika kita tidak bisa saling mengampuni, kita bukanlah umat kerajaan, dan kita tentunya kita tidak bisa melakukan pekerjaan kerajaan. Bila di antara kita dengan saudara dan saudari timbul masalah, berarti kita bermasalah dengan Tuhan. Kita tidak bisa berdoa kepada Tuhan di satu pihak, dan tetap tidak mau mengampuni di pihak lain. Ini bukanlah perkara yang sepele. Kita harus memperhatikan apa yang Tuhan perhatikan. Kiranya Tuhan merahmati kita semua, sehingga kita mampu belajar untuk saling mengampuni.

No comments: