Hitstat

22 June 2008

Markus Volume 5 - Minggu 3 Minggu

Perlunya Menerima Terang Ilahi
Markus 12:24
Jawab Yesus kepada mereka, “Kamu sesat, justru karena kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah.”

Ayat Bacaan: Mrk. 12:18-27; Kis. 23:8; 2 Kor. 3:16

Markus 12:18-27 mencatat bagaimana orang-orang Saduki mencobai Tuhan. Mereka adalah orang-orang yang tidak percaya kepada kebangkitan, malaikat dan roh-roh (Kis. 23:8), yang datang untuk menguji Tuhan Yesus perihal kebangkitan. Mereka berkata kepada Tuhan tentang seorang perempuan yang telah menikah dengan tujuh orang bersaudara, dengan pertanyaan mengenai siapa yang akan menjadi suami perempuan tersebut pada hari kebangkitan (Mrk. 12:23). Bagi kita pertanyaan ini merupakan sebuah pertanyaan yang sulit. Namun, Tuhan Yesus menjawab dengan tegas, bahwa mereka sesat, tidak mengenal Kitab Suci maupun kuasa Allah. Tuhan juga mewahyukan bahwa Allah adalah Allah orang hidup (Mrk. 12:24-27).
Karena Allah adalah Allah orang hidup dan disebut Allah Abraham, Ishak dan Yakub, maka ketiganya yang telah mati, Abraham, Ishak, dan Yakub akan dibangkitkan. Ini adalah cara Tuhan Yesus menjelaskan Kitab Suci – tidak hanya berdasarkan huruf, tetapi berdasarkan hayat dan kuasa yang tersirat di dalam huruf-huruf itu. Saudara-saudari, kita seharusnya tidak berpikir bahwa untuk mengerti Alkitab cukup dengan mengenal teks dan bahasa asli Alkitab, tetapi kita juga perlu memiliki terang ilahi. Tanpa terang ilahi, tidak seorang pun mampu nampak bahwa sebutan ilahi ini mencakup kebangkitan.
Untuk menerima terang, kita tidak seharusnya hanya mengandalkan pengetahuan bahasa asli Alkitab atau penjelasan para guru besar, tetapi kita perlu berlutut di hadapan Tuhan dan terbuka kepada-Nya. Kita perlu berkata, “Tuhan Yesus, tanpa Engkau, aku tidak bisa melihat terang apapun. Tuhan aku perlu penerangan-Mu. Terang tidak datang dari hasil belajar atau analisisku. Terang datang melalui belas kasihan-Mu. O Tuhan, betapa aku perlu menerima terang dari-Mu.” Selanjutnya kita dapat memadukan doa dengan pembacaan Alkitab kita. Ayat-ayat yang kita baca, dapat kita jadikan doa. Tidak hanya sambil membaca, sambil berdoa, juga tidak hanya membaca lalu berdoa, atau berdoa lalu membaca, melainkan ayat-ayat itu langsung dijadikan kata-kata untuk berdoa. Dengan demikian maka hati kita berbalik kepada Tuhan, dan selubung kita segera diangkat (2 Kor. 3:16) dan kita dapat menerima terang ilahi.

No comments: