Hitstat

09 July 2008

Markus Volume 6 - Minggu 1 Kamis

Memustikakan Kristus dengan Mengasihi Dia
Markus 14:3
Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, dan sedang duduk makan, datanglah seorang perempuan membawa suatu botol pualam berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya. Setelah dipecahkannya leher botol itu, dicurahkannya minyak itu ke atas kepala Yesus.

Ayat Bacaan: Mat. 14:3-5; Luk. 7:47

Ketika imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat sedang sibuk menyusun rencana jahat untuk menangkap dan membunuh Yesus, seorang pengikut Hamba-Penyelamat justru mengekspresikan kasihnya kepada Tuhan dengan sepenuhnya. Markus 14:3 mencatat bahwa perempuan tersebut, yang adalah salah satu pengikut Hamba-Penyelamat, datang membawa suatu botol pualam berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya. Setelah dipecahkannya leher botol itu, segera dicurahkannya minyak itu ke atas kepala Yesus. Di sini terdapat pemandangan yang sungguh kontras; di Yerusalem kaum agamawan mencari kesempatan untuk membunuh Yesus, namun di tempat yang lain, seorang perempuan justru memegang kesempatan untuk mengasihi Tuhan, mengurapi Dia dengan minyak.
Alangkah mengherankan bahwa Markus tidak mencatat nama perempuan tersebut. Apakah Markus lupa mencantumkan namanya? Kita percaya bahwa tidak ada hal yang terjadi secara kebetulan di dalam Alkitab. Nama perempuan itu tidak disebutkan, karena perempuan itu mewakili kita. Asalnya kita adalah orang yang berdosa, orang yang terhukum di bawah kuasa dosa. Namun pada suatu hari Tuhan menolong kita, mengampuni kita, dan melepaskan kita dari kuasa dosa dan hukuman Allah. Maka adalah sewajarnya kita mengasihi Tuhan dengan mempersembahkan yang terbaik kepada-Nya. Apa yang telah dilakukan oleh perempuan itu merupakan tindakan yang seharusnya kita lakukan hari ini.
Namun sayang, hari ini banyak orang yang telah ditolong oleh Tuhan tidak dapat melakukan seperti apa yang telah dilakukan oleh seorang perempuan dalam kisah di atas. Banyak orang beranggapan bahwa pertolongan Tuhan itu sudah seharusnya, tidak perlu dibesar-besarkan. Ada pula yang lebih mementingkan pelayanan sosial kepada orang-orang miskin (Mrk. 14:4-5). Saudara saudari, bagaimanakah respon kita terhadap Tuhan? Tuhan berkata bahwa barangsiapa yang dosanya banyak diampuni, ia banyak berbuat kasih (Luk. 7:47). Karena dosa kita yang banyak itu telah diampuni, maka kita harus menempatkan Tuhan sebagai satu-satunya sasaran kasih kita. Asal untuk Tuhan, tidak ada persembahan yang dapat dikatakan sebagai suatu pemborosan.

No comments: