Hitstat

07 July 2008

Markus Volume 6 - Minggu 1 Selasa

Hari Raya Roti Tidak Beragi
1 Korintus 5:8
Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.

Ayat Bacaan: Mrk. 14:1; Ul. 16:1-4; 1 Kor. 5:8; Kel. 12:15-19

Dalam Perjanjian Lama, segera setelah umat Allah merayakan Paskah, mereka mengadakan hari raya Roti Tidak Beragi. Selama perayaan ini, mereka harus menyingkirkan segala ragi dari kehidupan mereka (Ul. 16:1-4). Hal ini sungguh bermakna bagi kita. Setelah kita beroleh penebusan melalui darah Kristus, kita harus membuang “ragi” dari kehidupan kita, yakni segala dosa dan hal-hal cemar milik kehidupan kita yang lama (1 Kor. 5:8). Kalau tidak disingkirkan, maka cepat atau lambat, “ragi” itu akan merusak seluruh kehidupan kristiani kita.
Pada hari raya Paskah, anak domba itu dimakan dengan roti yang tidak beragi (Kel. 12:15). Dalam kelanjutan Paskah, makan roti tidak beragi selama tujuh hari (satu potongan waktu yang penuh) menandakan seluruh waktu hidup kristiani kita dari hari pertobatan kita sampai pada hari keterangkatan kita. Ini adalah masa perayaan yang panjang. Sejak kita menerima Kristus sebagai Paskah kita, kita harus melanjutkan kenikmatan kita akan Kristus melalui menyingkirkan segala sesuatu yang penuh dosa.
Selama tujuh hari dalam perayaan hari raya Roti Tidak Beragi, tidak boleh ada ragi yang ditemukan di dalam rumah (Kel. 15:19), dan tidak boleh ada ragi yang terlihat di antara bangsa Israel (Kel. 13:7). Ini menyatakan bahwa meskipun tidak mungkin kita sepenuhnya tanpa dosa, kita harus menyingkirkan dosa apa pun yang terlihat; yaitu, kita harus meninggalkan dosa yang kita sadari (bd. Ibr. 12:1). Menanggulangi dosa yang terlihat adalah memelihara hari raya Roti Tidak Beragi (1 Kor. 5:7-8). Jika kita bertoleransi dengan dosa yang telah disingkapkan, kita akan kehilangan kenikmatan persekutuan umat Allah (Kel. 12:19; 1 Kor. 5:13). Kristus dan dosa tidak mungkin tinggal berdampingan!
Satu-satunya jalan untuk menyingkirkan dosa adalah makan Kristus setiap hari sebagai hayat yang tersalib, yang bangkit, dan yang tanpa dosa, seperti yang dilambangkan oleh roti yang tidak beragi. Puji Tuhan! Berbagian dalam keselamatan Allah bukanlah soal bagaimana berusaha melakukan sesuatu, melainkan soal makan, berpesta, dan menikmati Kristus sebagai Roti kita. Hanya Dialah suplai hayat yang sejati dan benar, murni, dan penuh realitas.

No comments: