Hitstat

06 July 2008

Markus Volume 6 - Minggu 1 Senin

Menyelesaikan Dua Ganda Masalah Manusia
Roma 5:10
Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah melalui kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!

Ayat Bacaan: Mrk. 14:1-2; Ibr. 9:22, 26; 10:1-18; 1 Ptr. 3:18; Rm. 8:3; Yoh. 1:29

Sepanjang sejarah, manusia selalu mencari berbagai cara untuk menyelamatkan dirinya dari keadaannya yang bejat. Di satu pihak, manusia menyadari bahwa perbuatannya yang bersifat luaran tidak dapat memuaskan tuntutan hati nuraninya maupun tuntutan keadilbenaran Allah. Di pihak lain, dia menyadari bahwa di dalam dirinya selalu ada kecenderungan yang membuat dirinya bernafsu, membenci, dan menentang hukum Allah. Kedua hal ini telah ada pada manusia sejak permulaan peradaban. Kedua masalah ini juga tergambar dengan jelas pada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat yang sebenarnya adalah pemimpin-pemimpin dalam agama Yahudi (Mrk. 14:1-2).
Menurut Alkitab, keadilbenaran Allah menghendaki agar semua dosa dihakimi. Satu-satunya cara agar dosa dapat dihakimi secara adil-benar adalah melalui kematian. Ibrani 9:22 mengatakan bahwa “tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan”. Agar Allah dapat menghakimi dan kemudian mengampuni dosa-dosa kita, maka harus ada penumpahan darah. Cara penebusan apa pun yang tidak melibatkan kematian tidak dapat memenuhi tuntutan keadilbenaran Allah. Dalam Perjanjian Baru, cara penyelesaian Allah atas masalah dosa adalah dengan mengutus Anak Tunggal-Nya, Yesus Kristus, sebagai kurban yang unik untuk menggantikan semua kurban binatang dalam Perjanjian Lama (Ibr. 10:1-18). Dia membuat Yesus mati sebagai pengganti kita (1 Ptr. 3:18). Hanya dengan jalan demikian, dosa kita dihakimi, dan masalah dosa akhirnya terselesaikan untuk selamanya (Rm. 8:3; Ibr. 9:26).
Paskah merupakan suatu lambang atau gambaran dari pekerjaan penebusan Allah yang dirampungkan-Nya dalam Perjanjian Baru di dalam Yesus Kristus. Kristus adalah Anak domba Allah yang sejati. Dia bukan sekadar seorang guru besar atau pemimpin agama yang besar. Dia adalah Penebus umat manusia. Dia adalah “Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia” (Yoh. 1:29). Melalui kematian-Nya, tuntutan keadilbenaran Allah dipuaskan, kita beroleh penebusan, dan hayat-Nya di dalam kita menyelamatkan kita dari sifat dan kuasa dosa. Dengan darah-Nya Dia menebus kita, dengan hayat-Nya Dia menyelamatkan kita. Dengan jalan ini kita beroleh damai sejahtera di hadapan Allah.

No comments: