Hitstat

28 September 2008

Lukas Volume 1 - Minggu 1 Senin

Keilahian dan Keinsanian Kristus
Lukas 1:35
Jawab malaikat itu kepadanya,”Roh kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi Engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan di sebut kudus, Anak Allah.”

Ayat Bacaan: Yoh. 14:9; 1 Ptr. 2:9; Flp. 3:9

Inkarnasi Kristus memiliki makna yang lebih dari sekedar kelahiran seorang Juruselamat. Selama empat ribu tahun setelah Adam diciptakan, Allah tetap Allah, dan manusia tetap manusia. Walau manusia memiliki hubungan dengan Allah, dan Allah kadang-kadang menjumpai manusia, namun keduanya tetap terpisah. Namun, ketika Kristus lahir sebagai manusia, terjadilah suatu kejadian yang menakjubkan dimana Allah dibawa masuk ke dalam manusia. Dengan demikian terbentuklah perbauran antara keilahian dengan keinsanian. Walau Kristus adalah Allah sejati, namun Dia juga adalah manusia; Dia adalah seorang manusia-Allah.
Karena Dia dikandung dari Roh Kudus, Kristus memiliki unsur keilahian. Demikian pula, karena Dia dikandung di dalam seorang dara insani, Kristus memiliki unsur keinsanian. Oleh sebab itu, Kristus adalah Persona yang memiliki dua unsur penyusun: ilahi dan insani yang dibaurkan bersama. Perbauran ini merupakan penggenapan dari kehendak hati Allah, yakni masuk ke dalam manusia sehingga manusia bisa mengekspresikan Allah dengan penuh. Puji Tuhan! Dia adalah Allah, juga manusia. Di dalam Kristus, Allah telah diekspresikan dengan sepenuhnya (Yoh. 14:9).
Walau Tuhan Yesus demikian sempurna dalam mengekspresikan Allah, namun Allah belum puas dengan memiliki hanya satu orang di atas bumi yang mengekspresikan Dia. Allah ingin mendapatkan sekelompok orang, suatu bangsa, suatu kumpulan orang, yang mengekspresikan Dia (1 Ptr. 2:9). Untuk tujuan inilah Kristus harus menempuh kematian dan kebangkitan, agar di dalam kebangkitan-Nya, Dia menjadi Roh pemberi hayat, masuk ke dalam orang yang percaya, supaya dengan demikian menjadikan mereka sebagai perbanyakan-Nya. Hari ini kita yang percaya bukan hanya berstatus sebagai umat tebusan Kristus, tetapi juga adalah perbanyakan Kristus.
Sebagai perbanyakan Kristus, kita tidak hanya memiliki unsur keinsanian, tetapi juga keilahian di dalam kita. Kita telah memiliki “modal” yang diperlukan untuk mengekspresikan Allah. Yang kita perlukan adalah terus menerus tinggal di dalam Dia, hidup di dalam persekutuan dengan-Nya (Flp. 3:9).

No comments: