Hitstat

05 September 2008

Markus Volume 8 - Minggu 1 Sabtu

Kesatuan Kita dengan Kristus sebagai Hayat
Filipi 1:20
Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan ..., Kristus dengan nyata dimuliakan (diperbesar, TL.) di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku.

Ayat Bacaan: Gal. 2:19-20; Flp. 1:20

Pernahkah Anda mengamati bagaimana seorang pandai besi tradisional bekerja? Biasanya dia akan menaruh sebatang besi ke dalam api, dibakarnya besi itu hingga merah membara. Setelah merah membara, barulah besi itu diambil dan ditempa. Bila selembar kertas disentuhkan pada besi yang merah membara itu, segera kertas itu terbakar. Batangan besi itu kini telah berbeda dengan besi-besi lainnya. Kita katakan itu besi, tetapi di dalamnya ada api; kita katakan itu bara api, nyatanya ia benar-benar besi.
Karena kita tercakup di dalam Kristus, dan Kristus telah menjadi hayat kita, maka kehidupan kita seharusnya merupakan kelanjutan dari kehidupan Kristus. Allah menghendaki kesatuan kita dengan Kristus sepertilah besi dan api itu. Allah telah mengampuni dosa-dosa kita dan mengakhiri manusia lama kita di dalam Kristus. Tetapi Ia tidak berhenti di sana. Ia ingin kita sepenuhnya esa dengan Kristus, seperti besi yang bersatu dengan api itu. Setiap molekul besi dibaurkan dengan api, dan setiap ciri-ciri api ternyata dalam besi itu. Allah mau supaya segala adanya Kristus tergarap ke dalam kita (Gal. 2:19-20).
Cara penyelamatan Allah terhadap kita ialah Ia masuk ke dalam kita, melaksanakan satu penyelamatan yang efektif dan tuntas. Ia tidak secara luaran mengajar kita ini dan itu, juga tidak menggenggam tangan kita dan menarik kita ke sana ke mari, atau tidak mengizinkan kita begini atau begitu. Cara penyelamatan Allah terhadap kita adalah Kristus sendiri telah menanggalkan tubuh daging-Nya, menjadi Roh pemberi hayat, dan kini dapat masuk ke dalam kita menjadi hayat kita, sehingga Ia dapat memperhidupkan diri-Nya sendiri melalui kita (Flp. 1:20). Inilah satu-satunya jalan penyelamatan Allah.
Ajaran etika, moralitas, atau filsafat manusia mengarahkan kita untuk mengembangkan diri agar menjadi lebih baik, tetapi Alkitab memberitahu kita untuk menerima Kristus sebagai hayat kita dan memperhidupkan Dia. Pekerjaan batini Kristus, jauh melampaui pekerjaan luaran manusia yang bersandar diri sendiri! Setelah Kristus menjadi hayat kita, barulah ada perubahan yang nyata. Perubahan ini bukan berasal dari mendisiplinkan diri dengan penderitaan, melainkan karena Kristus yang ajaib dan berkuasa ini menjadi hayat kita.

No comments: