Hitstat

14 September 2008

Markus Volume 8 - Minggu 3 Senin

Kehidupan Gereja Sebagai Realitas Kerajaan Allah
Roma 14:17
Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita dalam Roh Kudus.

Ayat Bacaan: Mat. 16:18-19; 1 Kor. 6:10; Gal. 5:21; Ef. 5:5; 1 Kor. 3:13-15

Transfigurasi Kristus menghasilkan dua hal, yakni penampakan wujud Kerajaan Allah dan kehidupan gereja yang tepat. Di atas gunung perubahan, tertampaklah Kristus datang dengan kemuliaan. Inilah penampakan Kerajaan Allah. Tidak hanya itu, transfigurasi Kristus di dalam kaum beriman hari ini juga menghasilkan sesuatu, yakni kehidupan gereja yang tepat. Menurut konteksnya, Kerajaan Allah dalam Roma 14:17 mengacu kepada kehidupan gereja. Jadi, gereja adalah Kerajaan Allah pada zaman ini (Mat. 16:18-19; 1 Kor. 6:10; Gal. 5:21; Ef. 5:5).
Gereja adalah masalah kasih karunia dan hayat, sedang Kerajaan adalah masalah latihan dalam zaman ini dan disiplin dalam zaman yang akan datang (Mat. 25:15-30; 1 Kor. 3:13-15). Ditinjau dari satu sisi, gereja adalah masalah kasih karunia dan hayat, tetapi ditinjau dari sisi lain, gereja adalah Kerajaan Allah yang mengandung masalah latihan dan disiplin. Dalam gereja, di satu pihak, kita menikmati kasih karunia dan mengalami hayat, sedang di pihak lain, kita mengalami sejumlah latihan. Jangan mengabaikan latihan-latihan yang demikian karena itulah keperluan kita.
Menurut beberapa guru The Brethren (Kaum Persaudaraan), setiap orang beriman akan menjadi raja dalam Kerajaan Seribu Tahun. Akan tetapi, lihatlah diri kita sendiri. Apakah kita sudah seperti raja? Kalau Tuhan Yesus hari ini datang, dan menyuruh kita menjadi raja, kita pasti akan kebingungan, sebab kita tidak tahu bagaimana caranya menjadi raja. Kita bahkan mungkin sama sekali belum pernah menerima latihan-latihan untuk menjadi raja.
Setiap raja Inggris sejak muda sudah dilatih menjadi raja. Dilahirkan sebagai raja masih tidak cukup; seorang raja harus melewati pelatihan dan gemblengan. Walaupun mungkin kita berpotensi menjadi seorang raja, tetapi jabatan raja tergantung pula pada latihan-latihan. Kalau kita tidak mau dilatih dalam zaman ini, maka dalam zaman yang akan datang kita akan didisiplin. Nasib kita adalah menjadi raja, maka cepat atau lambat, Tuhan pasti akan melatih kita untuk menjadi seorang raja. Sebab itu Allah telah mengatur banyak urusan kecil dalam kehidupan kita guna melatih kita menjadi raja bersama-Nya. Haleluya!

No comments: