Hitstat

22 March 2009

Lukas Volume 7 - Minggu 2 Senin

Berdoa bagi Penderitaan Kematian-Nya
Lukas 22:39, 41
Lalu pergilah Yesus ke luar kota dan sebagaimana biasa Ia menuju Bukit Zaitun. Murid-murid-Nya juga mengikuti Dia. Kemudian Ia menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya, lalu Ia berlutut dan berdoa,...

Ayat Bacaan: Luk. 22:39-46; Ef. 1:7-9; 1 Ptr. 1:19-20; Yoh. 1:29; 18:11

Lukas 22:39-46 mencatat bagaimana Manusia-Penyelamat berdoa bagi penderitaan kematian-Nya dan menyuruh murid-murid berdoa. Setelah memperingatkan murid-murid-Nya untuk berdoa, Tuhan sendiri menjauhkan diri kira-kira sepelempar batu jaraknya, lalu Ia berlutut dan berdoa, kata-Nya, “Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi” (Luk. 22:42). “Cawan” di sini mengacu kepada kematian Penyelamat di kayu salib. Dalam ayat ini Manusia-Penyelamat berdoa agar kehendak Bapa terjadi.
Allah Tritunggal dalam rencana ilahinya di dalam kekekalan yang lampau menetapkan bahwa yang Kedua dari Trinitas ilahi harus berinkarnasi dan mati di kayu salib untuk menggenapkan penebusan kekal-Nya bagi penggenapan tujuan kekal-Nya (Ef. 1:7-9). Karena itu, sebelum dunia dijadikan, yaitu dalam kekekalan yang lampau (1 Ptr. 1:19-20), yang Kedua dari Trinitas ilahi telah ditentukan untuk menjadi Anak Domba Allah (Yoh. 1:29).
Dalam pandangan Allah, sebagai Anak Domba Allah, Dia disembelih sejak dunia dijadikan, yaitu sejak keberadaan makhluk ciptaan Allah yang telah jatuh (Why. 13:8). Setelah manusia jatuh, domba, lembu, sapi, dan kambing dipakai umat pilihan Allah sebagai lambang-lambang (Kej. 3:21; 4:4; 8:20; 22:13; Kel. 12:3-8), yang menunjukkan Dia yang akan datang sebagai Domba yang sesungguhnya yang telah ditentukan Allah sebelumnya.
Meskipun Yesus menyadari bahwa cawan itu sangat menakutkan, tetapi Dia tidak berani dengan maksud diri sendiri memutuskan sesuatu. Jadi di Getsemani, Dia khusus memilih kehendak Allah, khusus menolak kehendak yang bukan dari Allah. Apa yang terakhir kali Dia katakan kepada Petrus? Dalam Yohanes 18:11 Dia berkata, “Bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa kepadaKu?” Demi kehendak Bapa, Tuhan telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib (Flp. 2:8). Dalam doa-Nya di sini, segera sebelum ketersaliban-Nya, Dia mempersiapkan diri-Nya sendiri mengambil cawan salib. Dia rela melakukan kehendak Bapa yang unik ini bagi penggenapan rencana kekal Allah Tritunggal.

No comments: