Hitstat

23 February 2010

Kisah Para Rasul Volume 4 - Minggu 2 Rabu

Murid-murid Saulus
Kisah Para Rasul 9:25
Sungguh pun demikian pada suatu malam murid-muridnya mengambilnya dan menurunkannya dari atas tembok kota dalam sebuah keranjang

Ayat Bacaan: Yoh. 15:8, 16; 2 Tim. 3:16-17

Dalam 9:25 kita melihat sesuatu yang sangat mengejutkan mengenai Saulus—ia memiliki murid. Ayat ini dengan tepat dan dengan jelas menyebutkan “murid-muridnya”. Saulus yang dulu adalah seorang penganiaya Yesus, sekarang memiliki murid-murid yang mengikutinya. Melalui pemberitaannya banyak orang yang didapatkan bagi Tuhan. Saulus dari Tarsus belajar di “seminari” Tuhan dan “lulus” dalam waktu singkat menjadi seorang pemberita yang hebat. Kemudian, ia memberi tahu orang-orang bahwa Yesus ini adalah Putra Allah dan Kristus. Hasilnya, ia bahkan mendapatkan murid-murid.
Dalam Yohanes 15:8 Tuhan berkata, “Dalam hal inilah Bapa-Ku dimuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.” Untuk banyak berbuah kita harus dimuridkan. Penyebab kita tidak berbuah ialah kita belum banyak dimuridkan oleh-Nya. Dimuridkan adalah berubah dari cara, posisi, dan karakter kita yang alamiah. Kita perlu menyalibkan manusia lama untuk membuang semua hal kita yang usang dan alamiah. Sebagai murid-murid Tuhan, kita perlu terus menerus belajar menginjil, karena menginjil membutuhkan ketrampilan kita.
Suatu hari hamba Tuhan Nee menginjil kepada seorang mahasiswa muda yang sangat pandai. Anak muda ini berkata, “Ayahku kini menderita di alam maut. Aku tidak ingin melihat ayahku menderita di sana, sedangkan aku diselamatkan. Saudara Nee menjawab menggunakan Lukas 16 tentang orang kaya yang menderita sengsara. Ia berkata, “Tidakkah kamu percaya bahwa ayahmu, meskipun menderita di alam maut, masih mengasihimu? Dia tidak ingin kamu pergi ke sana. Jika kamu pergi ke sana kamu tidak menaati ayahmu. Kamu tidak menghormatinya.” Perkataan singkat ini menyakinkan orang muda itu, dan ia berkata, “Aku menghormati ayahku. Demi keinginannya, aku percaya kepada Tuhan Yesus.” Contoh ini memperlihatkan bahwa pemberitaan injil kita tidak boleh menjadi usang, kita perlu terus diperlengkapi (2 Tim. 3:17). Dan masih banyak yang harus kita pelajari dalam pemberitaan Injil. Kita perlu dilatih Tuhan untuk mempunyai telinga dan lidah seorang murid (Yes. 50:4).

No comments: