Hitstat

22 February 2010

Kisah Para Rasul Volume 4 - Minggu 2 Selasa

Yesus adalah Mesias
Kisah Para Rasul 9:22
Akan tetapi Saulus semakin besar pengaruhnya dan ia membingungkan orang-orang Yahudi yang tinggal di Damsyik, karena ia membuktikan bahwa Yesus adalah Mesias

Ayat Bacaan: Mat. 13:3; Ef. 1:4-14

Dalam Kisah Para Rasul 9:22 dikatakan, “Akan tetapi Saulus semakin besar pengaruhnya dan ia membingungkan orang-orang Yahudi yang tinggal di Damsyik, karena ia membuktikan bahwa Yesus adalah Mesias.” Dalam ayat 20 kita melihat bahwa Dia adalah Anak Allah, dan dalam ayat 22, kita melihat bahwa Dia adalah Mesias. Gelar “Mesias” atau “Kristus” menunjukkan “amanat” Tuhan, yaitu, berhubungan dengan pekerjaan Tuhan, dengan tugas dan misi-Nya. Kristus berarti “yang diurapi”. Tuhan Yesus adalah Mesias berarti Dia adalah Yang diurapi Allah, yang ditunjuk Allah untuk melaksanakan amanat-Nya, untuk melakukan pekerjaan yang ditugaskan Allah kepada-Nya.
Apakah amanat Kristus? Amanat Kristus adalah merampungkan tujuan kekal Allah melalui penyaliban-Nya, kebangkitan-Nya, kenaikan-Nya, dan kedatangan-Nya kali kedua. Amanat ini tak lain adalah menaburkan Allah Tritunggal sebagai benih hayat ke dalam kita dan karena itu menggarapkan hayat ilahi ke dalam kita. Menurut wahyu Perjanjian Baru, inilah aspek pertama dari amanat Kristus, dan kita semua perlu nampak kebenaran ini. Aspek pertama amanat Kristus yang diterima-Nya dari Bapa bukan untuk menjadi seorang raja atau nabi; tetapi untuk menjadi seorang Penabur, yaitu seorang yang menaburkan Allah Tritunggal ke dalam kita.
Sejak kita mengaku bahwa kita adalah orang berdosa dan percaya kepada Tuhan Yesus, Allah Tritunggal ini—Bapa, Putra, dan Roh—akan masuk ke dalam kita untuk menjadi hayat dan segala sesuatu kita. Seorang suami dapat mengasihi istri karena Yesus, dan istri dapat taat kepada suami karena Yesus. Kerendahan hati, kelemahlembutan, dan kesabaran kita semuanya adalah Yesus. Setiap hari kita perlu menikmati penyaluran yang berangsur-angsur, lembut, pelahan-lahan, normal, konsisten, dan berkesinambungan. Kita menikmati penyaluran Bapa dalam sifat dan hayat ilahi ke dalam diri kita dan dalam elemen ilahi-Nya. Kita menikmati penyaluran Allah Roh dalam esens ilahi-Nya sebagai meterai yang hidup dalam kita, menjadi kenikmatan ilahi kita, sebagai pencicipan dari kenikmatan penuh akan Allah.

No comments: