Pembacaan Alkitab: Gal. 3:7, 9
Galatia 3:7 menerangkan, "Jadi, kamu
lihat bahwa mereka yang hidup berdasarkan iman, mereka itulah anak-anak
Abraham." Melakukan hukum Taurat membuat orang-orang menjadi murid-murid
Musa (Yoh. 9:28), pertalian yang tidak ada hubungannya dengan hayat. Iman di
dalam Kristus membuat kaum beriman Perjanjian Baru menjadi putra-putra Allah,
pertalian yang sepenuhnya berdasarkan hayat. Kita, kaum beriman Perjanjian
Baru, dulu terlahir sebagai anak-anak Adam yang jatuh, berada di dalam Adam
karena pelanggaran dan di bawah hukum Musa. Tetapi kita telah dilahirkan
kembali menjadi anakanak Abraham dan telah dibebaskan dari hukum Musa karena
iman dalam Kristus. Kita menjadi anak-anak Abraham bukan karena kelahiran
alamiah, melainkan karena iman. Karena itu, kita menjadi anak-anak Abraham
berdasarkan prinsip iman, yakni berdasarkan percayanya kita, bukan berdasarkan
pekerjaan atau perbuatan kita. Dasar kita untuk menjadi anak-anak Abraham sesungguhnya
bukan dari keturunan alamiah. Kita adalah anak-anak Abraham menurut prinsip
iman.
Iman adalah refleksi anugerah. Kita dapat
juga mengatakan iman itu adalah sebuah foto pemandangan ilahi. Melalui iman
yang demikian kita menjadi anak-anak Abraham yang sejati. Tatkala kita percaya
kepada Kristus, satu kesatuan yang organik terjadi. Hayat ilahi masuk ke dalam
kita, dan kita dilahirkan Allah melalui iman. Ketika iman kita memotret
pemandangan ilahi anugerah, ada sesuatu dari sifat rohani yang riil dan nyata
(substansial) terinfus ke dalam kita. Walaupun substansi ini bukan bersifat
material atau jasmaniah, namun sangat riil. Iman bukanlah takhayul. Iman
bersangkutan dengan realitas rohani yang substansial, yakni realitas yang
diakui sangat misterius. Realitas ini sebenarnya adalah Allah Tritunggal yang
melalui proses itu sendiri. Bila kita menggunakan iman dalam Kristus, dan
karenanya kita mengambil foto rohani dari pemandangan ilahi, Allah yang melalui
proses itu masuk ke dalam diri kita sebagai hayat kita. Hayat ini adalah hayat
yang ilahi, rohani, surgawi, dan suci. Masuknya hayat ini ke dalam kita
menyebabkan terjadinya kelahiran rohani. Kelahiran ini melahirkan satu kesatuan
yang organik antara kita dengan Allah Tritunggal. Karena Allah telah terlahir
ke dalam diri kita, maka kita menjadi anak-anak Allah. Karena itu, kita boleh
mengatakan bahwa kita adalah manusia-Allah.
Sekarang kita harus maju bertanya
bagaimanakah cara anak-anak Allah juga menjadi anak-anak Abraham. Kristus
adalah Anak Allah juga Anak Abraham. Karena kita sekarang berada di dalam
Kristus, maka kita adalah anak-anak Allah di satu pihak dan anak-anak Abraham
di pihak lainnya. Bagaimana kita dapat menjadi anak-anak Allah? Karena kita
berada di dalam Kristus, Anak Allah. Bagaimana kita menjadi anak-anak Abraham?
Karena kita juga berada di dalam Kristus, Anak Abraham.
Penyaluran hayat ilahi ke dalam kita adalah
satu perkara yang sangat besar maknanya. Penyaluran hayat ilahi tersebut
menghasilkan satu kesatuan organik yang menjadikan kita anak-anak Allah juga
anak-anak Abraham. Kesatuan organik ini hanya dapat terjadi di dalam Kristus.
Di dalam Kristuslah kita menikmati kesatuan organik yang ajaib dengan Allah
Tritunggal. Dalam kesatuan ini, di satu aspek kita adalah anak-anak Allah, di
aspek lain, kita adalah anak-anak Abraham. Kristus merupakan satu alam
lingkungan unik yang di dalam-Nya semua itu terjadi. Ketika kita memasuki alam
lingkungan ini, kita menjadi anak-anak Allah dan anak-anak Abraham. Status kita
yang sejati ialah di dalam Kristus dan melalui kesatuan yang organik itu, kita
adalah anak-anak Allah juga anak-anak Abraham.
Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 1, Berita 20
No comments:
Post a Comment