Hitstat

09 June 2012

Galatia - Minggu 8 Sabtu


Pembacaan Alkitab: Gal. 5:16-19, 25


Berdasarkan semua yang telah saya pelajari dan alami (kadang-kadang melalui banyak penderitaan) saya nampak bahwa aliran-aliran kekristenan yang kita singgung di atas merupakan suatu halangan bagi ekonomi Allah dan satu hambatan besar bagi perkembangan kesatuan yang organik antara kita dengan Allah Tritunggal. Menurut Surat-surat Kiriman Paulus, Allah Tritunggal telah melalui proses menjadi Roh pemberi-hayat yang almuhit. Ketika Roh ini masuk ke dalam roh manusia, dihasilkanlah suatu kesatuan organik dengan Allah Tritunggal, dengan demikian manusia dapat hidup oleh Dia dalam rohnya.

Dalam I Korintus Paulus menanggulangi masalah penyalahgunaan bahasa lidah. Dalam 1 Korintus 7 kita menemukan satu contoh yang paling baik dari kehidupan yang menurut kesatuan yang organik tersebut. Dalam ayat 25 Paulus berkata, "Sekarang tentang orang-orang yang belum kawin. Untuk mereka aku tidak mendapat perintah dari Tuhan. Tetapi aku memberikan pendapatku sebagat seorang yang dapat dipercayai karena rahmat Allah." Setelah mengutarakan opininya mengenai masalah ini, Paulus berkesimpulan demikian: "Lagi pula aku berpendapat bahwa aku juga mempunyai Roh Allah" (ayat 40). Di sini kita nampak prinsip Perjanjian Baru, yaitu prinsip inkarnasi. Menurut prinsip ini, ada suatu perbauran dari sifat ilahi dengan sifat insani. Allah tidak bertindak sendirian, manusia juga tidak bertindak sendirian. Sebaliknya, Allah bertindak dalam kesatuan dengan umat-Nya yang telah beroleh selamat, sebab suatu kesatuan yang organik telah terjadi antara Allah Tritunggal yang telah melalui proses dengan orang-orang yang telah dilahirkan kembali. Segala yang kita ucapkan dan lakukan haruslah berasal dari kesatuan ini, yaitu perbauran Allah dengan manusia. Hal ini sangat berbeda dengan yang dipraktekkan aliran kekristenan tertentu hari ini. Apa yang disebut nubuat oleh mereka adalah menurut prinsip Perjanjian Lama, yakni : "Demikian firman Allah." Namun, dalam Perjanjian Baru, tidak tertera "Demikian firman Allah", melainkan tertera apa yang dikatakan Paulus atau apa yang dikatakan Petrus dan Yohanes. Menurut 1 Korintus 7, sekalipun Paulus tidak mempunyai perintah dari Tuhan tentang orangorang yang belum kawin, ia tetap dapat mengucapkan perkataan yang di dalamnya mengekspresikan Roh Allah. Inilah prinsip Perjanjian Baru. Kita harus mengikuti prinsip ini demi mengembangkan kesatuan yang organik antara Allah yang telah melalui proses dengan manusia yang telah dilahirkan kembali.

Kita telah menunjukkan dengan tegas bahwa dalam Kitab Galatia, Roh itu mengacu kepada Allah Tritunggal yang telah melalui proses dan bahwa daging mengacu kepada totalitas dari manusia tripartit yang jatuh. Jika kita nampak perbandingan ini, kita tidak akan mau terpisah dari Allah dan hidup, di dalam diri kita sendiri. Setiap hal yang kita lakukan di luar Tuhan adalah dari daging. Kita harus mengenal bahwa kita telah bersatu secara organik dengan Allah Tritunggal; ini adalah perkara yang sangat penting. Dia dan kita, kita dan Dia, telah berbaur menjadi satu. Kesatuan organik sedemikian ini telah terjadi di dalam roh kita. Karena itu, kita wajib hidup dan bertindak menurut Roh itu di dalam roh kita. Inilah ekonomi Perjanjian Baru Allah, yakni jalan untuk merealisasikan kehendak kekal-Nya.


Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 1, Berita 16

No comments: