Pembacaan Alkitab: Gal. 5:16-19, 25
Berdasarkan semua yang telah saya pelajari
dan alami (kadang-kadang melalui banyak penderitaan) saya nampak bahwa
aliran-aliran kekristenan yang kita singgung di atas merupakan suatu halangan
bagi ekonomi Allah dan satu hambatan besar bagi perkembangan kesatuan yang
organik antara kita dengan Allah Tritunggal. Menurut Surat-surat Kiriman
Paulus, Allah Tritunggal telah melalui proses menjadi Roh pemberi-hayat yang
almuhit. Ketika Roh ini masuk ke dalam roh manusia, dihasilkanlah suatu
kesatuan organik dengan Allah Tritunggal, dengan demikian manusia dapat hidup
oleh Dia dalam rohnya.
Dalam I Korintus Paulus menanggulangi
masalah penyalahgunaan bahasa lidah. Dalam 1 Korintus 7 kita menemukan satu
contoh yang paling baik dari kehidupan yang menurut kesatuan yang organik
tersebut. Dalam ayat 25 Paulus berkata, "Sekarang tentang orang-orang yang
belum kawin. Untuk mereka aku tidak mendapat perintah dari Tuhan. Tetapi aku
memberikan pendapatku sebagat seorang yang dapat dipercayai karena rahmat
Allah." Setelah mengutarakan opininya mengenai masalah ini, Paulus
berkesimpulan demikian: "Lagi pula aku berpendapat bahwa aku juga mempunyai
Roh Allah" (ayat 40). Di sini kita nampak prinsip Perjanjian Baru, yaitu
prinsip inkarnasi. Menurut prinsip ini, ada suatu perbauran dari sifat ilahi
dengan sifat insani. Allah tidak bertindak sendirian, manusia juga tidak
bertindak sendirian. Sebaliknya, Allah bertindak dalam kesatuan dengan umat-Nya
yang telah beroleh selamat, sebab suatu kesatuan yang organik telah terjadi
antara Allah Tritunggal yang telah melalui proses dengan orang-orang yang telah
dilahirkan kembali. Segala yang kita ucapkan dan lakukan haruslah berasal dari
kesatuan ini, yaitu perbauran Allah dengan manusia. Hal ini sangat berbeda
dengan yang dipraktekkan aliran kekristenan tertentu hari ini. Apa yang disebut
nubuat oleh mereka adalah menurut prinsip Perjanjian Lama, yakni :
"Demikian firman Allah." Namun, dalam Perjanjian Baru, tidak tertera
"Demikian firman Allah", melainkan tertera apa yang dikatakan Paulus
atau apa yang dikatakan Petrus dan Yohanes. Menurut 1 Korintus 7, sekalipun
Paulus tidak mempunyai perintah dari Tuhan tentang orangorang yang belum kawin,
ia tetap dapat mengucapkan perkataan yang di dalamnya mengekspresikan Roh
Allah. Inilah prinsip Perjanjian Baru. Kita harus mengikuti prinsip ini demi
mengembangkan kesatuan yang organik antara Allah yang telah melalui proses
dengan manusia yang telah dilahirkan kembali.
Kita telah menunjukkan dengan tegas bahwa
dalam Kitab Galatia, Roh itu mengacu kepada Allah Tritunggal yang telah melalui
proses dan bahwa daging mengacu kepada totalitas dari manusia tripartit yang
jatuh. Jika kita nampak perbandingan ini, kita tidak akan mau terpisah dari
Allah dan hidup, di dalam diri kita sendiri. Setiap hal yang kita lakukan di
luar Tuhan adalah dari daging. Kita harus mengenal bahwa kita telah bersatu
secara organik dengan Allah Tritunggal; ini adalah perkara yang sangat penting.
Dia dan kita, kita dan Dia, telah berbaur menjadi satu. Kesatuan organik
sedemikian ini telah terjadi di dalam roh kita. Karena itu, kita wajib hidup
dan bertindak menurut Roh itu di dalam roh kita. Inilah ekonomi Perjanjian Baru
Allah, yakni jalan untuk merealisasikan kehendak kekal-Nya.
Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 1, Berita 16
No comments:
Post a Comment