Hitstat

30 June 2012

Galatia - Minggu 11 Sabtu


Pembacaan Alkitab: Gal. 4:4-7


Dalam 4:4 kita melihat Allah mengutus Putra-Nya ketika kegenapan waktunya telah tiba. Kristus datang tepat pada saatnya. Lebih dini akan terlalu cepat, lebih lambat akan terlambat. Kedatangan Kristus tepat pada waktunya. Ini dapat diilustrasikan dengan memetik buah yang matang dari pohonnya. Jika buahnya dipetik agak dini, belum ma-tang, tetapi jika dipetik lambat, terlalu matang. Kristus datang pada waktu yang telah ditetapkan. Karena alasan inilah maka kedatangan-Nya penuh dengan makna.

Dalam ayat 4 dan 6 ada dua macam pengutusan. Dalam ayat 4 Paulus mengatakan Allah mengutus PutraNya, dan dalam ayat 6 Allah mengutus Roh Putra-Nya. Berdasarkan janji dalam Kejadian 3:15, Kristus datang di bawah hukum Taurat sebagai keturunan perempuan untuk menebus orang-orang yang berada di bawah hukum Taurat, agar mereka boleh menerima hak keputraan. Sasaran penebusan Kristus bukan surga, seperti yang dipercayai kebanyakan orang Kristen, melainkan keputraan. Kristus menebus kita supaya kita boleh menerima hak keputraan Allah. Melalui penebusan-Nya, Ia telah membukakan jalan bagi kita untuk memiliki keputraan. Akan tetapi, jika Roh itu tidak datang, keputraan kita akan menjadi hampa. Keputraan itu akan hanya dalam posisi atau bentuk, bukan dalam realitasnya. Realitas keputraan yang tergantung pada hayat dan kedewasaan ini datangnya hanya melalui Roh itu. Karena itu, ayat 6 mendeklarasikan bahwa Allah telah mengutus Roh Putra-Nya ke dalam hati kita.

Dalam ayat 6 Paulus mengatakan bahwa Allah mengutus Roh Putra-Nya ke dalam hati kita. Sebenarnya, Roh Allah masuk ke dalam, roh kita pada saat kita dilahirkan kembali (Yoh. 3:6; Rm. 8:16). Karena roh kita tersembunyi dalam hati kita (I Ptr. 3:4), dan karena perkataan di sini mengacu kepada masalah yang berhubungan dengan perasaan dan pengertian kita, yang keduanya berada dalam hati kita, maka ayat 6 ini mengatakan bahwa Roh Putra Allah diutus ke dalam hati kita.

Roma 8:15 adalah satu ayat yang sejajar dengan Galatia 4:6. Roma 8:15 mengatakan bahwa kita yang telah menerima roh keputraan berseru di dalam roh ini, "Ya Abba, ya Bapa!" sedang Galatia 4:6 mengatakan bahwa Roh Putra Allah berseru dalam hati kita, "Ya Abba, ya Bapa!" Ini menunjukkan bahwa roh kita yang dilahirkan kembali berbaur menjadi satu dengan Roh Allah, dan roh kita berada dalam hati kita. Ini juga menunjukkan bahwa keputraan Allah dapat terealitaskan oleh kita melalui pengalaman subyektif kita dalam lubuk batin kita. Dalam ayat ini, Paulus menyinggung pengalaman kaum beriman Galatia untuk mendukung wahyunya. Pembahasan ini sangat meyakinkan dan menaklukkan, karena ini tidak hanya berisi doktrin obyektif, tetapi juga fakta subyektif, yang dapat dialami.

Ketika kita berseru kepada Tuhan dari dalam roh kita melalui hati kita, maka perasaan batin yang kita rasakan terutama adalah di dalam hati, bukan di dalam roh. Ini menyiratkan jika kita ingin benar-benar rohani, kita perlu emosi yang wajar. Saudara Watchman Nee pernah berkata bahwa orang yang tidak bisa tertawa atau menangis tidak dapat menjadi orang yang benar rohani. Kita bukan pa-tung-patung yang mati rasa, kita adalah umat manusia yang berperasaan. Karena itu, semakin kita menyeru, "ya Abba, ya Bapa" di dalam roh, dalam hati kita akan semakin merasa manis dan mesra.


Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 1, Berita 22

No comments: